Beberapa salah penafsiran muncul di sejumlah terbitan yang menyatakan bahwa terjadi perubahan pandangan Adnan Oktar mengenai teori evolusi. Namun, mudah diketahui bahwa pernyataan-pernyataan Adnan Oktar secara tidak tepat telah dibelokkan dalam terbitan yang dimaksud. Adnan Oktar selalu menentang ideologi Darwinis dan teori evolusi, sebab ilmu pengetahuan abad ke-21 mengatakan bahwa, "teori evolusi adalah omong kosong." Jika ada bukti ilmiah apa pun yang membenarkan penciptaan melalui evolusi, orang pasti akan berkata, "Allah (Tuhan) telah mencipta melalui evolusi." Tapi, tidak ada sepenggal bukti yang mendukung teori evolusi. Sebagaimana dapat dilihat dari perjuangan intelektual yang ia lancarkan selama sekitar 20 tahun terakhir, suara Adnan Oktar adalah yang paling lantang dan terang-terangan yang ditujukan melawan Darwinisme. Ia menyatakannya dengan benar-benar gamblang tidak ada pernyataan di dalam Al Qur’an yang mengisyaratkan atau yang mendukung teori evolusi. Pernyataan-pernyataannya tentang bahasan ini adalah tegas. (Silakan membaca Mengapa Darwinisme Bertentangan dengan Al Qur’an karya Harun Yahya)
Namun Adnan Oktar tetap menghargai siapa pun yang memegang keyakinan seperti itu; ia tidak pernah menuduh orang-orang seperti itu tidak beragama, namun tetap saja keyakinan seperti itu tidak terdapat di dalam Al Qur’an. Mungkin saja ada orang yang meyakini pemikiran-pemikiran Darwin sekaligus berkata mereka mengimani Allah. Orang-orang ini mungkin percaya bahwa Allah menjadikan evolusi sebagai sarana menciptakan manusia dan memiliki keyakinan dalam bentuk seperti itu. Sudah pasti keliru untuk menjuluki orang-orang seperti itu tidak beragama. Adnan Oktar tidak pernah membuat tuduhan semacam itu. Ia tidak pernah berkata, "Orang yang percaya evolusi tidak dapat mengimani Allah."
Ada banyak orang, tidak hanya Muslim tapi juga Nasrani dan Yahudi, yang mengimani Allah dan meyakini kebohongan evolusi sekaligus dan bersamaan. Orang-orang ini mungkin tidak menyadari bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung teori evolusi dan tidak tahu bahwa apa yang mereka yakini adalah sebuah kebohongan tanpa landasan ilmiah.
Seseorang mungkin menafsirkan agama dan Al Qur’an menurut pemahamannya sendiri, dan adalah keliru untuk menyatakan orang itu tidak beragama karena penafsiran salah ini. Adnan Oktar sekedar mengatakan kepada orang-orang ini bahwa "tidak ada petunjuk tentang evolusi di dalam Al Qur’an" dan "tidak ada bukti ilmiah bagi evolusi." Akan tetapi mustahil menjuluki mereka yang meyakini selain itu tidak beragama berdasarkan sebuah penafsiran yang keliru.