Sejumlah mason [anggota perkumpulan Freemasonry], yang menggunakan topeng Kristen injili atau Islam, sedang mencoba memberikan pemahaman keliru kepada mereka yang tulus mengimani Tuhan dengan memberikan penafsiran mereka sendiri terhadap pernyataan yang ada di dalam kitab-kitab suci. Sikap memusuhi Islam dari kaum Kristen injili tertentu adalah hasil usaha-usaha tidak menyenangkan ini. Cara pandang semacam ini terhadap Islam yang sedang mereka coba bangun pada para jemaat Kristen taat pada kenyataannya adalah hal yang salah dan merupakan kebohongan busuk. Para mason sedang mempermainkan mereka yang beriman dengan mengalihkan mereka melalui tipu muslihat ini, mencegah berkembangnya keimanan dan menyiapkan landasan untuk propaganda licik dan menjijikkan yang mereka gunakan melawan Allah.
Mason injili menggunakan lebih banyak lagi cara untuk menggambarkan muslihat ini sebagai hal yang sah dan untuk menarik dukungan dari para jemaat injili yang taat, melukiskan pernyataan-pernyataan mereka sebagai hal yang berdasar pada Kitab Injil. Mereka tahu bahwa hanya inilah cara satu-satunya untuk mempengaruhi para penganut Injil yang tulus. Tetapi faktanya, hal ini merupakan tipu daya licik. Pola pikir yang berupaya menyamakan Islam dengan sistem anti-kristus (dajjal), yang disangkakan berdasarkan pada Injil (sudah pasti Islam jauh dari itu) adalah pola pikir masonis yang merupakan sumber sebenarnya dari sistem anti-kristus. Pola pikir itu memberikan pemahaman keliru kepada masyarakat dengan cara SEPENUHNYA MENYALAHTAFSIRKAN DAN MEMBELOKKAN KEBENARAN yang ada di dalam bagian-bagian tertentu Kitab Injil.
Satu sumber rujukan menjelaskan bahwa tujuan sesungguhnya Freemasonry adalah menjauhkan agama Kristen dari agama sejati:
Tujuan paling utama Freemasonry adalah mencabut sama sekali seluruh tatanan keagamaan dan politik dunia ... dan menggantinya dengan sesuatu yang lain yang sesuai dengan cara berpikir mereka. Hal ini berarti bahwa dasar pijakan dan hukum-hukum dari bangunan masyarakat baru tersebut akan diambil dari Naturalisme murni.” 1
Dengan demikian tujuan sesungguhnya Freemasonry adalah menjauhkan agama Kristen dari tujuan sebenarnya. Tetapi karena freemasonry adalah suatu sistem antikristus, freemasonry menjalankan kegiatannya secara licik, dan menggunakan Kitab Injil untuk menjauhkan agama Kristen dari tujuannya yang benar, sembari menampilkan dirinya sebagai jemaat yang shaleh. Kalangan beriman haruslah waspada terhadap bahaya mengerikan ini.
Perlu diperjelas bahwa gambaran mengenai antikristus di dalam Kitab Injil sepenuhnya cocok dengan gambaran antikristus oleh Nabi kita, Muhammad SAW, di dalam hadits. Oleh karena itu, antikristus yang dinantikan oleh dunia Muslim dan antikristus yang ditunggu oleh kaum Kristiani akan menyebarluaskan kepercayaan sesat yang sama dan memiliki ciri-ciri yang sama karena keduanya adalah antikristus yang sama. Tapi mason injili sangatlah licik dalam upayanya mengaitkan seluruh ciri-ciri dajjal tersebut dengan Islam, dan merujuk bukti-bukti rekaan di dalam Kitab Injil ketika mereka melakukan hal tersebut.
Kelancangan ini serta kebijakan menghasut yang diperlihatkan para mason bertopeng injili dimaksudkan untuk menyulut kebencian dan kemarahan terhadap kaum Muslimin sejati di seluruh dunia. Dengan menampilkan diri mereka sendiri sebagai penganut taat dan mengaku bahwa pengetahuan mereka berasal dari Kitab Injil, orang-orang ini mencoba memberi anggapan bahwa penindasan dan pembantaian, hal-hal yang tidak ada dalam Islam, berasal dari agama tersebut. Umat Kristiani yang tulus harus waspada terhadap kelicikan orang-orang ini.
Akibat penyesatan ini, Umat Kristiani yang tulus dan taat memiliki pemahaman keliru dan penafsiran salah terhadap Islam, dan tetap tidak menyadari fakta bahwa Islam adalah agama keindahan, damai, dan kasih sayang. Tipu daya ini juga mengakibatkan munculnya pemisahan tidak alamiah antara Muslim dan Kristen. Sebagai hasil dari muslihat licik ini, kaum beriman sejati yang memiliki keyakinan terhadap Allah yang sama menjadi tidak mampu bersatu, sebaliknya tujuannya adalah agar terdapat perselisihan dan percekcokan di antara keduanya. Hal ini, tentu saja, meletakkan dasar yang sangat pas bagi freemasonry, sistem antikristus yang menghendaki tersebarnya ketiadaan agama, Darwinisme, kekacauan, penindasan, perang, pembunuhan dan kemerosotan di seluruh dunia, agar bisa secara licik meneruskan kegiatan mereka.
Sebagaimana telah terjadi sepanjang sejarah, freemasonry mampu tumbuh semakin kuat selama mereka dapat mempertahankan umat beragama dalam keadaan terpecah. Dalam rangka menyebarkan aturan-aturan yang jauh dari agama dan menguatkan ideologi mereka sendiri, maka freemasonry harus memastikan bahwa umat beragama berada dalam keadaan lemah dan terpecah belah. Itu sebabnya salah satu sasaran utama para mason adalah melemahkan persekutuan antar umat beragama sejati dan memecah belahnya. Cara paling ampuh melakukan hal ini, di mata para mason, adalah dengan menggunakan mason yang mengenakan topeng injili yang tidak ragu menunjuk Kitab Injil sebagai sumber pengetahuan mereka.
Jemaah Kristen taat, yang terjebak pada perangkap yang dipasang oleh kaum mason bertopeng injili, secara tidak sadar dan di luar kehendak menjadikan diri mereka sendiri sebagai alat kebijakan mason dalam menyebarkan sesuatu yang bukan diajarkan agama. Karenanya, semua kaum beriman sejati harus waspada terhadap jerat mengerikan ini dan melancarkan perjuangan intelektual mereka yang nyata melawan ideologi-ideologi yang menentang Allah itu dalam semangat persatuan yang utuh. Umat beragama wajib tidak pernah lupa bahwa bahaya terburuk adalah freemasonry, yang berupaya menyebarkan ketiadaan (ajaran yang tidak bersumberkan dari) agama, dan ideologi-ideologi sesat seperti Darwinisme dan materialisme di bawah kendali masonis.
---------------------------
1 Monsignor George F. Dillon, Grand Orient Freemasonry Unmasked “As the secret power behind communism” (Menyingkap Topeng Freemasonri Timur RAya “Sebagai kekuatan rahasia di balik komunisme”), hal. 16