Poster-poster yang barusan ini ditempel pada sekitar 800 bis di Inggris secara terbuka menyatakan fakta yang oleh lobi Darwinis dan para pendukungnya dicoba untuk ditutup-tutupi selama bertahun-tahun: DARWINISME MEMBAWA PADA ATEISME. Poster-poster bis, yang didukung oleh Richard Dawkins, seorang ateis dan Darwinis, merupakan satu di antara bukti-bukti terpenting kebenaran itu.
Pandangan tidak ilmiah dan tidak masuk akal Darwin bahwa seluruh makhluk hidup di muka Bumi dalam keseluruhan keanekaragamannya yang luar biasa mewujud menjadi ada bukan melalui penciptaan oleh Allah (Tuhan), tapi melalui proses acak dan serampangan. Menurut pandangan itu, TIDAK ADA MAKNA, MAKSUD ATAU TUJUAN DALAM DarwinismE. Dalam Darwinisme, “kebetulan”-lah yang dengan cara tertentu memunculkan seluruh wujud menjadi ada, menjadikannya beraneka ragam, dan menjadikan mereka sempurna dan tanpa cacat. Tujuan Darwinisme adalah untuk menghapuskan pola pikir Penciptaan dengan membuat sebuah tuhan yang berasal dari kebetulan. Darwinisme didasarkan pada kepercayaan materialis yang menyatakan bahwa materi adalah segalanya yang memiliki keberadaan mutlak. Ini adalah kepercayaan menyimpang yang diada-adakan dalam rangka menentang gagasan bahwa makhluk-makhluk hidup diciptakan dari ketiadaan, bahwa keberadaan metafisik ruh-lah yang menjadikan manusia itu manusia, dan bahwa keberadaan mereka bergantung pada Kehendak dan Kendali Allah Yang Mahakuasa.
Sebagian evolusionis berupaya untuk menutupi kebenaran itu. Tujuan mereka adalah ini: mereka sadar bahwa Darwinisme ditakdirkan runtuh sama sekali di abad ini. Karena alasan itu mereka sedang berusaha menampilkan penyimpangan Darwinisme sebagai ideologi moderat, dengan tujuan menegakkan kembali pengaruhnya di seluruh dunia dan menarik berbagai kalangan ke dalam lingkaran mereka. Sedemikian hingga mereka bahkan berhasil menampilkan bahwa “agama dan evolusi tidaklah bertentangan” dan memberi kesan kepada orang-orang bahwa kepercayaan pada teori evolusi tidak mesti berarti pengingkaran terhadap Allah.
Namun faktanya adalah bahwa INI ADALAH KEBOHONGAN AMAT BESAR.
DarwINISME SAMA SEKALI MENOLAK KEYAKINAN KEPADA ALLAH. Darwinisme adalah batil dan ideologi yang teramat berbahaya yang ditujukan untuk mengingkari keimanan kepada Allah dan melancarkan propaganda untuk tujuan itu. Berupaya menyelaraskan ideologi menyimpang ini dengan keimanan kepada Allah berarti terjerembab ke dalam perangkap busuk Darwinis, dan pada akhirnya itu berarti mendukung Darwinisme melawan keimanan kepada Allah.
Namun sebagian Darwinis tidaklah enggan sama sekali untuk keluar dan menyatakan bahwa ideologi Darwinis pada akhirnya mengingkari Allah dan menyebabkan ateisme. Yang terkenal dari orang-orang ini adalah Richard Dawkins, yang terkait dengan poster-poster bis saat ini. Pengakuan Dawkins bahwa keyakinan Darwinis membawanya pada ateisme berbunyi sebagai berikut:
"Mereka memanggil saya sebagai seorang saksi dan seorang pengacara dan berkata ‘Dr. Dawkins apakah keyakinan Anda pada evolusi, pengkajian Anda mengenai evolusi telah memalingkan Anda kepada ateisme?’ Saya berkata ‘YA’… Orang seperti saya adalah berita buruk bagi lobi ilmu pengetahuan, lobi evolusi. Di sisi lain saya lebih banyak jujur dan terbuka dalam wawancara ini daripada yang akan dikatakan banyak orang dari di bidang ini." [1]
"Darwin menjadikan mungkin untuk menjadi ateis yang sempurna secara intelektual." [2]
Evolusionis asal Cornell University William Provine menyatakan bahwa “evolusi alamiah memiliki akibat jelas yang dipahami sempurna oleh Charles Darwin”. Dan menurut Provine akibat-akibat ini adalah:
1) 1) Tidak ada tuhan-tuhan yang perlu ada;
2)) 2) Tidak ada kehidupan setelah mati;
3) 3) Tidak ada landasan tata susila;
4) 4) Tidak ada makna mendasar dalam kehidupan; dan
5) 5) Kebebasan memilih pada manusia tidaklah ada." [3]
Charles Smith, presiden the American Association for the Advancement of Atheism (Ikatan Amerika untuk Kemajuan Ateisme), merangkup bahasan itu dengan mengatakan:
"Evolusi adalah ateisme."[4]
Tapi saat ini, 800 bis yang bergerak mengelilingi jalan-jalan raya Inggris telah merekam fakta bahwa Darwinisme sama dengan ateisme. Bis-bis ini, yang membawa poster-poster propaganda ateis, menjadikannya benar-benar jelas apa yang dibawa Darwinisme bagi umat manusia. Sebagai pendukung utama kampanye ini, Richard Dawkins telah mengubah propaganda mencolok Darwinis menjadi propaganda terang-terangan ateis. Sebab, KEDUA KEYAKINAN INI ADALAH SALING MENDUKUNG.
Tapi kini, berupaya menampilkan ideologi Darwinis sebagai sesuatu yang tidak berbahaya di hadapan seluruh bukti jelas dan pengakuan tegas ini atau mempertanyakan “apa perlunya berjuang melawan Darwinisme?” atau keliru berpandangan bahwa agama dan evolusi tidaklah bertentangan dan dengan demikian terlibat dalam propaganda mendukungnya, adalah sebuah kekeliruan teramat besar. Orang yang menyokong gagasan itu TELAH JATUH KE DALAM PERANGKAP DARWINIS. Sungguh tak disadari, mereka mendukung Darwinisme dan, di atas semua itu, ateisme. Mereka tanpa sadar menyokong mereka yang memerangi agama Allah. Allah Yang Mahakuasa memperingatkan kaum Muslim terhadap bahaya besar itu:
“Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa”. (QS. An Nisaa’, 4:107)
Karenanya, orang berhati nurani baik yang takut kepada Allah memiliki kewajiban untuk hidup dalam kesadaran akan momok mengerikan ini dan berjuang atas nama Allah hingga tatanan ideologis menyimpang ini pada akhirnya dihancurkan. Sebagaimana Tuhan kita berfirman di sebuah ayat lain:
“Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.” (QS. Al Furqaan, 25:52)
1- 1- Expelled “No Intelligence Allowed” Movie, Ben Stein,Premise Media Corporation
2- 2- Richard Dawkins, The Blind Watchmaker, 1986, hal. 6
3- 3- http://209.85.129.132/search?q=cache:0iSLyX2znO4J:members.iinet.net.au/~sejones/religi05.html+William+
Provine+five+after+death&hl=en&ct=clnk&cd=6&gl=tr&client=firefox-a
4- 4- H. Epoch, Evolution or Creation, (1988), hal. 148-149