5 April 2010, Adiyaman Asu TV
PEMBAWA ACARA: “Assalamu’alaikum. Seorang ateis dan pembawa acara wanita asal Suriah mengatakan hal-hal yang tidak benar mengenai Islam.
Mohon Anda dapat menanggapi?” Dari Halit, seorang mahasiswa di Universitas Marmara.
ADNAN OKTAR: ’Alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Ya, ada wanita seperti itu.
Saya mencari informasi tentangnya dan menemukannya kemarin.
Seorang wanita berpenampilan kurang nyaman yang telah lama melewati masa mudanya.
Seorang wanita yang membenci dunia, dan yang memenuhi dirinya dengan amarah dan kebencian.
Percayalah, jika wanita tersebut pribadi yang menyenangkan, jika ia seseorang yang menawan, jika ada rasa cinta dalam dirinya, maka ia tidak akan dipenuhi amarah seperti itu, dan ia tidak akan mengatakan hal-hal penuh kebencian semacam itu.
Saya melihat ia benar-benar telah melampaui batas.
Dan ada orang-orang yang bahkan bertepuk tangan dan menyemangatinya.
Mereka semua pun telah diatur.
Sayangnya, sebagian saudara evangelis kita, dengan kata lain teman evangelis mason kita, mendukung orang-orang seperti itu secara material dan spiritual.
Mereka berkata,”Engkau memiliki bakat besar.
Tampillah dan ucapkanlah hal-hal yang berlawanan dengan Islam dan Nabinya (saw).”
Mereka berdalih,”Kami melawan keduanya juga, tapi ucapan kami tidak memiliki pengaruh apa-apa.
Sebaliknya, engkau dianggap seorang Muslim, jadi jika engkau berteriak dan marah, engkau akan menarik perhatian lebih besar.”
Mereka terkadang menampilkan orang-orang seperti itu, dengan tujuan mempengaruhi mereka yang imannya lemah atau belum berpendirian atau belum cukup mengkaji permasalahan.
Setidaknya dalam pandangannya sendiri, ia menggunakan senjata paling ampuh yaitu seksualitas.
Ia mencoba memerangi agama dan Islam menurut pendapatnya sendiri menggunakan sarana seksualitas.
Itulah cara yang selalu digunakan sepanjang sejarah.
Tuduhan seksual dilontarkan terhadap Nabi Isa (as), terhadap Nabi Yusuf (as), dan terhadap Maryam (as).
Mereka memunculkan kesan bahwa Maryam (as) adalah wanita asusila.
Mereka mencoba memberi kesan, na’udzubillah, bahwa Nabi Isa (as) adalah hasil hubungan terlarang.
Tuduhan tidak benar serupa dilontarkan kepada Nabi-Nabi lain.
Sebagaimana Anda tahu, mereka memenjarakan Nabi Yusuf (as) selama 7 tahun atas dakwaan pemerkosaan.
Ia menghabiskan 7 tahun di penjara, meskipun ia tidak pernah melakukan hal semacam itu, hanya karena fitnah seorang wanita yang menuduhnya berusaha memerkosa dirinya.
Itulah mengapa kita mencintai Nabi Yusuf (as) sedemikian besar, satu di antara alasannya adalah hal tersebut.
Wanita ini menyerang dari sudut pandang yang benar-benar sama, ia membidik pernikahan Nabi kita (saw).
Satu hal, di Arab, khususnya semenanjung Arab, usia hidup manusia tidaklah lebih dari 30-40 tahun di masa itu.
Nabi kita (saw) hidup sangat lama, 63 tahun kala itu merupakan umur yang sangat panjang di wilayah itu.
Orang-orang meninggal sangat muda.
Khususnya karena di masa itu tidak ada antibiotik atau obat-obatan serupa, banyak orang mati di usia muda.
Sebagai contoh, Nabi kita (saw) kehilangan semua anaknya semasa hidupnya sendiri.
Ia juga kehilangan hampir semua istrinya, kebanyakan mereka semua meninggal.
Wanita juga sangat cepat menjadi dewasa di sana, karena panasnya.
Mereka berubah menjadi seperti gadis normal pada usia 9,10 atau 11 tahun.
Nabi kita (saw) juga bertunangan dengan istrinya pada umur 9 tahun, yang sangat normal.
Kemudian, ia menikah ketika istrinya sedikit lebih tua.
Wanita itu memaparkan hal ini, dalam pandangannya sendiri, seakan-akan itu adalah senjata paling ampuh, dengan penuh semangat dan ketidakjujuran.
Ia menekankan bahwa ada kekerasan dalam Islam.
Sebaliknya, yang ada hanyalah perang mempertahankan diri dalam Islam.
Tidak ada perang untuk menyerang lebih dulu, dan tidak ada peperangan tiba-tiba untuk penaklukan.
Tidak ada pernyataan seperti ini, “Ayo, mari kita rebut negeri musuh kita atau rampas wilayah itu.” Bila seseorang menyerang Anda, maka Anda mempertahankan diri untuk menyelamatkan nyawa Anda.
Dan itulah yang terjadi.
Semua perang di masa Nabi kita (saw) merupakan pertahanan diri.
Pada Perang Parit (Khandaq), sebagaimana diketahui dari namanya, mereka membuat parit kalau-kalau mereka diserang.
Untuk apa mengelilingi diri sendiri dengan parit? Satu-satunya tujuan adalah untuk melindungi diri.
Orang-orang di zaman itu, mereka yang menentang Nabi kita (saw), adalah psikopat jahiliah haus darah yang terlibat dalam pembunuhan.
Dan tidak ada polisi di masa itu, tidak ada hakim, tidak ada jaksa, tidak ada pengadilan, tidak ada apa-apa.
Mereka menggantung dan menyembelih sesuka hati.
Apa yang Nabi (saw) lakukan? Saat itu terdapat gadis belia Muslimah yang murni, anak-anak, dan para ibu serta saudari mereka.
Musuh mereka datang dan berkata, “Kita akan membunuh mereka semua.
Kita akan memerkosa dan melecehkan mereka semua.” Dan mereka pun datang dan membunuh.
Apa yang semestinya ia [Nabi (saw)] lakukan? Tentu saja ia melindungi mereka semua.
Itu adalah sebuah kewajiban agama.
Kemudian wanita itu bertanya, “Kenapa ia mempertahankan diri?”
Pertanyaan macam apa ini?
Bila seseorang menyerang wanita itu, tidakkah ia akan mempertahankan diri?
Mari kita lihat apa yang akan ia lakukan jika diganggu oleh seorang psikopat?
Tentu saja ia akan membela diri.
Apa yang bisa lebih dibenarkan daripada itu?
Setiap negara dan setiap orang akan mempertahankan diri terhadap serangan sebagai hak pembelaan diri.
Karenanya, adalah tindakan yang sangat tidak terdidik dari wanita ini untuk mencoba menyerang Islam, Al-Qur’an maupun agama ini dengan tanpa pengetahuan, dengan memanfaatkan ketidaktahuan sebagian anggota masyarakat.