Sepanjang hayatnya orang-orang berupaya untuk mencari jalan guna memperoleh kekuatan mental dan fisik. Demi tercapai tujuan ini mereka pun menggunakan pengobatan dan ilmu pengetahuan dengan harapan mendapatkan hasil dari berbagai obat-obatan atau latihan-latihan mental. Meskipun demikian, mereka tidak berhasil mendapatkan formula yang dapat membuat mereka tetap tangkas, bersemangat, dan enerjik hingga akhir hayatnya.
Satu-satunya cara yang dapat membuat seseorang dapat tetap kuat dan cekatan secara mental dan fisik adalah iman. Ketakwaan kepada Allah di dalam hati seseorang membuatnya cekatan, waspada, dan kuat setiap saat. Allah mengaruniai orang-orang beriman kekuatan ini karena keimanan mereka kepada-Nya dan mengamalkan al-Qur’an, lagi pula hasrat dan semangat orang-orang beriman dalam memperoleh keridhaan Allah memberikan kepada mereka kekuatan yang tak terbatas. Karena senantiasa mengingat fakta bahwa kehidupan di dunia ini adalah singkat saja dan kematian serta pengadilan adalah dekat, senantiasa menjadi sumber motivasi dan aktivitas mereka. Semangat mereka yang berkaitan dengan iman ini tidak memungkinkan adanya rasa putus asa dan kekecewaan serta memberikan energi yang segar untuk melakukan amal-amal kebajikan satu demi satu, siang dan malam.
Selain kekuatan fisik, orang-orang beriman juga memiliki kesadaran dan keinsyafan yang jernih. Mereka dapat merasakan dengan cepat sisi-sisi yang rumit dari peristiwa-peristiwa, membuat solusi yang terang yang tidak dapat dilihat oleh orang-orang lainnya, mengidentifikasi kejadian-kejadian dengan cara yang paling komprehensif, dan menarik kesimpulan-kesimpulan paling akurat. Bahkan pada saat-saat kecapaian pun, mereka memiliki kesadaran yang tajam karena semangat yang ada pada diri mereka. Mereka menjalankan tugas-tugas mereka dengan cara setepat dan sesempurna mungkin dan, dengan kehendak Allah, memperoleh hasil-hasil yang sukses. Singkatnya, mereka memperlihatkan kemantapan dan kekuatan yang tak terkira dalam mengerjakan apa saja yang mereka lakukan dan tidak pernah loyo. Bilamana mereka tidak mencapai keberhasilan yang segera, mereka tidak pernah merasa putus asa dan kehilangan komitmen mereka, karena menyadari bahwa hasil akhir dari setiap amal senantiasa layak bagi orang-orang beriman.
"Dan sungguh Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Maha Perkasa." (Q.s. al-Hajj: 40) |
Dalam ayat ini Allah menjanjikan pertolongan-Nya kepada mereka yang berpegang teguh kepada agama mereka dengan bersemangat. Di dalam al-Qur’an, Allah memberikan contoh mengenai Thalut dan pasukan-nya. Beberapa orang anggota pasukan Thalut yang akan bertempur dengan pasukan Jalut menunjukkan keloyoan dan berlagak seolah-olah mereka tidak memiliki kekuatan untuk bertempur. Meskipun demikian, mereka yang memiliki iman sejati kepada Allah dan mengabdi kepada-Nya dengan penuh semangat memperlihatkan keberanian dan berkata:
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q.s. al-Baqarah: 249) |
Mereka mencari perlindungan kepada Allah, maka Allah pun menolong hamba-hamba yang saleh ini dengan bantuan-Nya dan memenangkan mereka atas pasukan Jalut, sekalipun jumlah mereka sedikit. Kejadian ini diceritakan di dalam al-Qur’an sebagai berikut:
Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "‘Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku." |
Selain itu, Allah menambahkan keimanan yang lebih banyak lagi atas iman para hamba-Nya yang berbakti dan menguatkan mereka dengan mengirimkan ketenangan ke dalam hati-hati mereka manakala mereka berpegang teguh kepada agama. Perasaan tenang ini membuat mereka tidak merasa cemas atas apa pun yang akan menimpa mereka. Bantuan Allah kepada orang-orang beriman untuk membangkitkan semangat mereka, dinyatakan di dalam al-Qur’an:
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.s. al-Fath: 4) Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). (Q.s. al-Fath: 18) Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang kafir. |
Kita juga diberitahu di dalam al-Qur’an bahwa manakala orang-orang kafir membuat rencana untuk membunuh Nabi saw., Allah menolongnya dengan menurunkan ketenangan:
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang dia salah seorang dari dua orang1 ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.’ Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.s. at-Taubah: 40) |
Pertolongan Allah, sebagaimana dinyatakan di dalam al-Qur’an, adalah salah satu ganjaran yang akan diterima oleh orang-orang beriman di dunia ini karena semangat mereka. Pahala yang mereka dapatkan di akhirat nanti, pada satu sisi, tentu saja lebih besar.
Allah telah memberi kabar gembira tentang surga bagi mereka yang beriman dan beramal saleh:
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya." (Q.s. al-Baqarah: 25) |
Allah akan mengaruniakan kenikmatan-kenikmatan ini kepada mereka sebagai balasan atas semangat dan usaha yang telah mereka perlihatkan dalam kehidupan di dunia ini. Orang-orang beriman mengamalkan ayat ini:
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi." (Q.s. Ali Imran: 123 |
Mereka mencurahkan segala upaya mereka untuk mencapai surga, karena Allah berfirman:
"Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui." (Q.s. al-Baqarah: 158) |
Allah membalas amal-amal kebajikan yang dikerjakan secara tulus ikhlas dan sepenuh hati, dengan demikian orang-orang beriman akan mendapat pahala untuk segala amal yang mereka kerjakan dengan ikhlas, sekalipun hanya sebesar atom. Dengan demi¬kian, mereka akan merasa ridha terhadap Tuhan mereka dan Tuhan mereka pun akan merasa ridha kepada mereka:
Allah berfirman: "Allah berfirman: ‘Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar’." (Q.s. al-Ma’idah: 119) Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Q.s. al-Fajr: 27-30) |