Struktur mata ikan memungkinkan ikan melihat di dalam air dengan jelas, sementara mata burung memungkinkan burung untuk melihat di udara saat sedang terbang. Struktur mata makhluk lainnya dirancang dengan khusus pula sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka. Jelaslah bahwa organ seperti mata yang berstruktur kompleks tidak memperoleh ciri khasnya dengan begitu saja, ciri yang berbeda-beda pada setiap makhluk. Setiap orang yang mencermati contoh-contoh ini dengan sadar dan bijaksana akan segera melihat fakta bahwa semua makhluk telah diciptakan oleh Allah. Contoh-contoh yang diberikan di bawah ini merupakan cara untuk merenungkan fakta ini.
Burung memiliki indra penglihatan yang lebih tajam daripada manusia, dan mereka dapat mengamati wilayah yang lebih luas dengan teperinci. Seekor burung dapat melihat sekaligus gambar-gambar yang hanya dapat dilihat manusia per bagian; bagi burung, gambar-gambar ini terlihat secara keseluruhan dengan pandangan sekilas. Bagi burung, ini keuntungan besar dalam berburu. Bila dibandingkan dengan manusia, sebagian burung dapat melihat benda dalam jarak enam kali lebih jauh daripada pandangan kita.
Bagi manusia, kehilangan pandangan sesaat yang terjadi saat mata berkedip, dalam hitungan detik, tidak terlalu penting. Tetapi, hal ini bisa menjadi masalah besar bagi burung yang terbang sangat cepat pada ketinggian beratus-ratus meter. Karena itulah, bila burung mengedipkan mata, tidak terjadi penghentian apapun di dalam penglihatannya karena burung memiliki kelopak mata ketiga yang disebut selaput pengerjap. Selaput ini bersifat tembus pandang dan bergerak dari satu sisi mata ke sisi mata yang lainnya. Maka, burung-burung dapat mengedipkan mata tanpa benar-benar menutupnya. Sebagai tambahan, burung-burung yang menyelam ke dalam air, menggunakan selaput ini sebagai kaca mata penyelam sehingga melidungi mata dari bahaya.
Contoh yang lain adalah mata unta, yang juga memiliki keistimewaan dalam memberikan perlindungan tepat seperti yang dibutuhkan. Tulang keras di sekitarnya melindungi mata dari cahaya matahari dan pukulan. Bahkan badai pasir yang paling kuat tidak dapat melukai mata unta karena bulu mata unta memiliki struktur yang terpaut satu sama lain dan mata dapat tertutup dengan sendirinya pada saat-saat bahaya. Dengan demikian, tidak ada yang dapat memasuki mata hewan ini, walaupun itu berupa setitik kecil debu.
Mata ikan melihat ke sekelilingnya dari balik sekat tembus pandang. Tirai pelindung ini menyerupai kaca mata penyelam. Lensa mata ikan yang bulat dan kukuh disesuaikan untuk melihat benda-benda dalam jarak dekat. Alasan lain mata ikan berbentuk bulat adalah karena cahaya dibiaskan saat melewati air. Karena mata ikan terisi cairan yang berberat jenis hampir sama dengan berat jenis air, saat gambar yang terbentuk dari luar dipantulkan di mata, pembiasan tidak terjadi. Sebagai akibatnya, gambar dari benda di luar dengan sempurna dipusatkan pada retina oleh lensa, dan tidak seperti manusia, ikan dapat melihat dengan sangat jelas di dalam air.
Baru-baru ini, manusia telah menemukan sistem pendinginan mekanis dan, dengan berbagai pengembangan dalam teknologinya, sistem ini terus digunakan di zaman modern. Namun, kita bukan yang pertama kali menemukan sistem pendinginan. Setiap makhluk berdarah panas di bumi telah memiliki mekanisme pengendalian panas di dalam tubuhnya dan dalam penciptaannya memang dirancang memiliki sistem ini. Ambil saja contoh sejenis rusa di Afrika. Rusa Afrika ini harus melarikan diri dari musuhnya agar dapat bertahan hidup, karena rusa tidak punya cara pertahanan lain. Peningkatan kecepatan yang tiba-tiba ini menyebabkan peningkatan suhu yang tajam di dalam tubuh rusa. Namun demikian, agar bertahan hidup, rusa perlu menjaga agar suhu otaknya lebih dingin daripada suhu tubuhnya.
Rusa Afrika punya sistem pendinginan yang khas di dalam otaknya. Rusa dan hewan sejenis lainnya memiliki ratusan pembuluh darah arteri kecil yang bercabang-cabang dan melewati tempat penampungan darah yang besar yang terletak di samping saluran pernafasannya. Udara yang dihirupnya mendinginkan tempat penampungan yang berhubungan dengan hidung ini, sehingga darah yang melewati arteri-arteri kecil di dalamnya juga menjadi dingin. Sejumlah arteri kecil ini kemudian bersatu di dalam pembuluh darah tunggal yang membawa darah ke otak.42
Hal yang menarik di sini adalah sistem tanpa cacat ini tidak mungkin timbul dengan sendirinya, karena ketiadaan sistem pendinginan tersebut akan berarti akhir riwayat rusa saat ia mulai berlari untuk pertama kalinya.
Seperti yang terlihat di dalam contoh sistem pendinginan rusa, rancang bangun tubuh makhluk hidup memiliki kerumitan yang tidak dapat dijelaskan oleh pernyataan “perkembangan bertahap” oleh para evolusionis. Dengan kata lain, tidak mungkin organ dan struktur tubuh makhluk hidup muncul melalui perubahan-perubahan kecil bertahap yang berlangsung sejalan dengan waktu. Tubuh makhluk hidup penuh dengan struktur, mirip dengan sistem pendingin yang dimiliki rusa, yang akan menjadi tidak berguna bila ada satu bagian saja yang hilang. Hal ini membuktikan bahwa makhluk hidup tidak dapat muncul ke dunia sejalan dengan waktu, secara kebetulan, tetapi sebaliknya, telah diciptakan dengan sempurna oleh Allah. Ini adalah fakta nyata bagi orang-orang yang cerdas seperti juga dinyatakan dalam Al Quran:
Musa berkata: “Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal.” (QS. Asy Syu’araa‘, 26: 28)
Setelah beberapa bulan berada dalam rahim ibu mereka, semua orang di sekitar kita sampai kepada keadaan mereka saat ini. Bagi setiap manusia, sudah dipersiapkan sistem sempurna yang sama di dalam tubuh ibu mereka, dan setiap orang melalui tahap-tahap perkembangan yang sama.
Kelahiran adalah mukjizat besar. Bayi yang berkembang di dalam ruang terlindung yang dipersiapkan khusus di dalam rahim ibunya, lahir ke dunia setelah tenggang waktu tertentu. Perincian peristiwa yang menakjubkan ini akan membawa setiap orang yang merenungkannya kepada kesimpulan yang sangat penting. Mari kita bersama-sama meraih kesimpulan ini dengan cara mencermati satu detil yang berperan penting dalam perkembangan bayi:
Plasenta adalah jaringan daging yang terbentuk di dalam tubuh wanita agar telur yang telah dibuahi dapat melekat pada dinding rahim. Plasenta mengandung struktur pembuluh darah yang halus, yang dipersiapkan untuk keperluan bayi yang sedang berkembang. Pembuluh ini seperti cabang-cabang pohon. di dalam plasenta, pembuluh darah ibu dan bayi saling terhubung bersijalin dan saling mempertukarkan bahan-bahan. Darah ibu dan darah bayi tidak pernah bercampur, tetapi zat makanan dan oksigen dapat melintas dari darah ibu ke darah bayi, sedangkan kotoran dibuang dari darah bayi dan akhirnya dikeluarkan oleh tubuh sang ibu.43 Fungsi plasenta sangat penting karena jaringan ini harus memenuhi semua kebutuhan bayi, sekaligus harus selektif agar dapat melindunginya. Pertukaran pada plasenta dapat berlangsung berkat selaput tipis yang disebut “chorion.” Selaput ini memisahkan peredaran darah bayi dari darah ibunya. Dengan adanya selaput ini, darah ibu tidak dapat masuk ke pembuluh darah bayi. Sang bayi hanya menerima oksigen dan zat makanan melalui selaput ini.
Nutrisi yang dibutuhkan bayi selama bulan-bulan pertama hidupnya berbeda dari apa yang dibutuhkannya pada bulan kedelapan dan kesembilan hidupnya, yaitu saat-saat menjelang kelahiran. Plasenta juga harus menyesuaikan ini dalam konsumsi zat makanan. Sebenarnya, plasenta menjalankan semua fungsi ini dengan cara yang tanpa cacat. Plasenta selalu peka akan jumlah apa-apa zat yang harus diambilnya, dan sangat berhati-hati serta selektif dalam hal ini. Sampai di sini, ada beberapa pertanyaan yang perlu diajukan dan beberapa hal yang perlu diingat.
Pertama-tama, ada pertanyaan tentang bagaimana plasenta, yang berupa jaringan yang terdiri dari sejumlah sel, dapat membuat perhitungan seperti ini. Begitu pula, pertanyaan tentang bagaimana plasenta tahu akan kebutuhan bayi, ini juga memerlukan jawaban. Orang yang berakal akan segera menyadari bahwa sepotong daging yang disebut plasenta tidak dapat melakukan hal ini dengan begitu saja dan tidak dapat memperoleh sifat khas ini secara kebetulan. Dalam hal ini, fakta yang kita peroleh sekali lagi sangatlah jelas: Allah menciptakan plasenta lengkap dengan karakteristik yang bersesuaian dengan kebutuhan bayi di dalam rahim ibu. Keajaiban kelahiran adalah contoh lain lagi yang menampilkan keagungan cita rasa seni Allah dalam penciptaan. Kita diingatkan tentang fakta ini di dalam Al Qur‘an:
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuh-mu. (QS. Al Infithaar, 82: 6-8)
Sementara ini, Anda dapat dengan mudah membalik halaman-halaman buku ini karena tangan Anda tidak mengalami kesulitan dalam meraba tekstur halaman buku. Dengan cara yang sama, Anda dapat pula memegang dan membawa benda yang permukaannya licin, misalnya gelas. Anda dapat merasakan kehalusan saat menyentuh bulu dan merasakan sesuatu yang keras saat memegang batu. Dengan merasakan semua ini dan mengirimkan sinyal-sinyal yang dibutuhkan ke otak Anda, kulit Anda memiliki sifat-sifat yang memungkinkan Anda menggambarkan benda di dalam otak Anda.
Banyak sekali saraf yang terdapat di ujung jari. Dengan adanya saraf ini, Anda dipermudah dalam bergerak dan tidak menyebabkan kesulitan sedikit pun. di lain pihak, di bagian “yang tidak begitu penting,” pada punggung manusia misalnya, jumlah ujung saraf lebih sedikit. Ini keuntungan yang sangat penting. Sekarang, mari membayangkan hal sebaliknya: Mari kita anggap ujung jari kita tidak begitu peka sedangkan saraf-saraf tersusun sedemikian sehingga berada lebih banyak di bagian punggung tubuh kita. Hal ini, tidak diragukan lagi, akan menjadi sangat merepotkan. Dalam keadaan yang seperti ini kita tidak dapat menggunakan tangan kita sebagaimana mestinya, malah kita akan merasakan benda sekecil apa pun yang menyentuh punggung kita, lipatan baju kita, misalnya.
Kulit manusia adalah organ yang kompleks yang terdiri atas beberapa lapisan dan mengandung saraf perasa, saluran peredaran darah, sistem aliran udara, dan penyeimbang atau pengatur antara kelembapan dan panas, yang melindungi tubuh seperti perisai terhadap sinar matahari. Karena hal ini, manusia berada dalam bahaya besar jika sebagian kulitnya rusak. di bawah kulit ada lapisan yang mengandung lemak. Lapisan lemak ini berfungsi sebagai sekat terhadap panas. di atas lapisan ini ada lapisan lain lagi, yang kebanyakan terdiri dari protein sehingga membuat kulit menjadi kenyal.
Seandainya kita mengelupas kulit dan melihat sekadar satu sentimeter (0,4 inci) di bawahnya, pemandangan yang kita temui akan tidak indah sama sekali, bahkan menakutkan, di mana akan tampak lemak dan protein serta berbagai pembuluh darah. Karena ciri-ciri pada kulit memungkinkannya menutupi struktur ini, kulit berperan penting dalam memperindah tubuh kita dan sekaligus juga memungkinkan kita melindungi diri dari faktor-faktor luar. Agar dapat merenungkan dan memahami pentingnya keberadaan kulit, kita cukup memikirkan beberapa fungsi kulit yang vital bagi kita.
Kulit manusia mencegah terjadinya gangguan pada keseimbangan air di dalam tubuh, kuat dan elastis, dapat menyembuhkan dirinya sendiri, melindungi tubuh dari pancaran sinar yang membahayakan, menjaga kontak dengan dunia luar, dan melindungi suhu tubuh di dalam cuaca dingin atau panas.
Selain berfungsi sebagai detektor atau alat perasa dan pencari yang peka, serta AC yang canggih, kulit manusia juga memenuhi segala jenis keperluan manusia itu sendiri. Semua ini menunjukkan bahwa kulit merupakan nikmat yang telah diciptakan oleh Allah, dengan keindahan yang diberikannya bagi pandangan mata dan keistimewaan yang dimilikinya untuk melindungi manusia. Kulit, topik yang sudah ditulis di dalam berlembar-lembar buku, sekali lagi menunjukkan kepada kita kehebatan Allah dalam mencipta.
42- Lawrence O. Richards, It Couldn't Just Happen, Word Publishing, Dallas, 1987, hal.108.
43- Geraldine Lux Flanagan, Beginning of Life, Dorling Kindersley, London, 1996, hal.68