Pesona di Alam Raya (09/15)

Mutiara: Permata Berkilauan Dari Laut

manzara

Di bumi, ke mana pun seseorang memalingkan wajahnya dan memandang, mereka akan menemukan ciptaan yang menakjubkan, rancangan yang sempurna dengan keistimewaan yang mengagumkan. Contoh-contoh yang diberikan dalam buku ini hanya sedikit perincian kecil dari tanda-tanda kebesaran ini. Allah telah menciptakan berbagai jenis hewan dan tumbuhan di bumi dengan penampilan yang indah dan mengesankan. Dia telah menghadirkan segala sesuatu sehingga dapat dinikmati manusia. Seiring dengan itu, Allah telah menciptakan berbagai perhiasan di bumi, yang ditujukan untuk melayani manusia. Mutiara, yang merupakan salah satu perhiasan ini, memiliki segi-segi yang sangat menarik di samping keindahannya yang sudah begitu dikenal.

Tahap-tahap perkembangan mutiara sangat mengagumkan. Mutiara umumnya dihasilkan oleh “tiram mutiara,” yang terdiri dari berbagai jenis. Cangkang tiram cukup keras. Cangkang luar tiram terbuat dari kalsium karbonat, sangat sulit dibuka, sehingga dapat menghalangi sebagian besar musuh-musuh mereka. Kalsium karbonat juga memainkan peran penting di dalam proses pembentukan mutiara oleh tiram.

Tiram merasa terganggu bila pasir, kerikil, atau organisme parasit yang berbahaya masuk ke dalamnya. Dalam situasi yang sedemikian, tiram mengisolasi tamu yang tak diundang tersebut, sebagai cara perlindungan, dan mulai melapisinya dengan kulit mutiara. Proses pelapisan ini adalah tahap pertama pembentukan mutiara. Partikel asing yang memasuki tiram berfungsi sebagai inti dari pembentukan mutiara. Selama bertahun-tahun, permukaan zat inti ini akan terlapisi oleh lapisan kalsium karbonat yang terbentuk satu di atas yang lain.

Bagaimana kulit mutiara di dalam tiram dibuat? Ada dua bahan pokok yang membentuk kulit mutiara di antara lapisan-lapisan jaringan dalam tiram. Pada satu lapisan ada mineral yang disebut “aragonite,” yang mengandung kalsium karbonat; di lapisan yang lain ada zat perekat “conchiolin,” yang menahan aragonite di dalam mutiara. Karena aragonite merupakan zat yang setengah tembus cahaya, zat ini menjadikan mutiara tampak bersinar.24 Tentu saja orang akan terpancing untuk bertanya bagaimana mungkin kedua zat ini dihasilkan oleh tiram (gabungan dari cangkang dan daging yang bahkan tidak mempunyai otak); bahwa kedua zat ini kemudian bergabung dan, dengan cara melapisi butiran debu belaka, dapat membentuk benda yang sedemikian indah seperti mutiara. Mutiara yang sebenarnya dihasilkan oleh tiram sebagai suatu cara perlindungan, ternyata menjadi perhiasan yang indah bagi manusia.

Allah menarik perhatian kita kepada mutiara melalui ayat Al Quran “Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” (QS. Ar Rahmaan, 55: 22). Selanjutnya, mutiara juga disebutkan di dalam Al Quran sebagai salah satu perhiasan di Surga.

Simetri Yang Sempurna Pada Makhluk Hidup

manzara

Perhatikanlah wajah Anda di cermin. Anda akan melihat simetri yang sempurna. Ambillah majalah dan mulailah membuka halaman-halamannya. Orang-orang yang Anda lihat di sana sewaktu membalik halaman-halamannya, dan burung-burung, bunga serta kupu-kupu yang Anda lihat saat memandang ke luar, memiliki simetri yang sama.

Simetri adalah salah satu faktor yang memberikan keselarasan di alam semesta. Semua makhluk memiliki struktur yang simetris. Jika Anda melihat makhluk-makhluk laut, Anda juga akan melihat simetri. Ikan, kepiting, udang … Ambillah sepasang kerang laut dan letakkan secara simetris di tangan Anda. Anda kembali akan menemukan keteraturan dan kesimetrian yang sempurna dalam penyusunan garis serta urutannya dari besar ke kecil. Apa pun makhluk yang Anda lihat di alam, setiap saat Anda akan menemukan adanya keteraturan yang luar biasa, simetri yang sempurna dan keanekaragaman warna yang tiada tara.

Orang-orang yang mempertahankan teori evolusi, yang menyatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta muncul sebagai akibat dari kebetulan tanpa aturan, tidak dapat menerangkan adanya keanekaragaman warna, simetri, dan keteraturan yang tampak di alam ini. Nyatalah bahwa keteraturan yang sempurna itu tidak dapat dijelaskan dengan suatu kebetulan atau peristiwa yang tak disengaja. Tidak mungkin para evolusionis menerangkan, dengan segala pernyataan yang telah mereka keluarkan, tentang pembentukan warna makhluk-makhluk di alam, rancangannya atau simetrinya. Bahkan Charles Darwin harus mengakui kenyataan ini, walaupun dia adalah pendiri teori evolusi:

Saya menilai kasus-kasus ikan jantan penetas yang bewarna cerah, dan kupu-kupu betina yang cemerlang, semata-mata menunjukkan bahwa satu jenis kelamin mungkin menjadi indah tanpa memerlukan perpindahan keindahan kepada jenis kelamin yang lainnya; karena dalam kasus ini saya tidak dapat menganggap bahwa keindahan pada satu jenis kelamin tersebut ditentukan oleh seleksi.25

Tentu saja, tidak ada orang yang bijaksana dan berakal yang dapat mengklaim bahwa keindahan tertinggi yang kita lihat di sekitar kita, kupu-kupu, bunga mawar, buah arbei, buah ceri yang beraneka warna, dan burung nuri, merak, harimau leopard, pendek kata, bumi dengan segala kecemerlangannya, hadir di dunia ini karena kebetulan. Allah menciptakan semua makhluk hidup dengan keistimewaannya masing-masing. Pengetahuan Allah meliputi kita di mana-mana. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hal ini ditegaskan di dalam Al-Quran sebagai berikut:

Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (QS. Al Baqarah, 2: 255)

Keindahan Kupu-Kupu

manzara

Lihatlah sayap kupu-kupu pada gambar di sebelah kanan seolah-olah Anda melihatnya untuk pertama kali. Tentu saja Anda akan diliputi rasa kagum melihat penampilan yang sedemikian indahnya, simetri yang tanpa cacat sedikit pun, serta corak dan warna yang memesona. Sekarang bayangkan tentang sehelai kain. Anggaplah bahwa kain itu merupakan kain yang indah bermutu tinggi yang ditenun berdasarkan ilham dari corak kupu-kupu ini. Apa yang akan Anda pikirkan jika Anda melihat sehelai kain seperti ini di jendela sebuah toko? Mungkin, dalam benak Anda muncul bayangan seorang seniman, yang telah menggambar corak kain ini dan mengambil ilham dari sayap kupu-kupu saat menggambarnya, lalu Anda menghargai cita rasa seninya. Dalam keadaan ini, Anda seharusnya juga menyadari kenyataan ini: cita rasa seni yang Anda kagumi bukanlah milik orang yang menggambar corak kain, yang mengambil kupu-kupu sebagai contoh, tetapi adalah milik Allah, Yang memberi ide dari corak dan warna sayap kupu-kupu. Sayap kupu-kupu yang berwarna-warni dengan beragam corak yang sangat indah merupakan pengejewantahan cita rasa seni Allah yang menakjubkan dalam warna. Seperti halnya corak pada secarik kain yang tidak terjadi dengan begitu saja, simetri warna dan corak pada sayap kupu-kupu yang begitu sempurna tidak mungkin terjadi secara kebetulan pula.

Selain itu, sayap yang hebat ini bukan satu-satunya keistimewaan kupu-kupu yang menarik perhatian. Rancangan tubuh kupu-kupu juga sempurna dalam berbagai segi. Kupu-kupu mengambil makanan dengan mengisap cairan bunga. Kebanyakan kupu-kupu memiliki alat tubuh yang panjang yang disebut proboscis atau belalai, yang digunakan untuk mencapai cairan yang berada di kedalaman tertentu. Proboscis adalah lidah panjang yang digunakan untuk meminum air atau untuk mengisap cairan dari bunga. Kupu-kupu menggulung lidah panjang ini saat tidak digunakan. Panjang lidah ini saat tidak digulung bisa tiga kali panjang tubuh kupu-kupu.

Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mempunyai kerangka yang melapisi permukaan luar tubuh mereka. Kerangka luar atau eksoskeleton ini terdiri dari piringan keras yang dihubungkan dengan jaringan lembut, yang mirip dengan baju zirah. Bahan yang keras ini disebut “chitin.” Pembentukan lapisan terjadi melalui proses yang sangat menarik. Seperti yang sudah umum diketahui, ulat bulu menempuh proses yang agak rumit yang disebut metamorfosa. Ulat bulu mula-mula menjadi pupa dan kemudian berubah menjadi kupu-kupu. Melalui proses metamorfosa ini, terjadi perubahan tipis pada sayap, antena, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Begitu pula, sel-sel di sejumlah wilayah kunci, misalnya otot-otot dan sayap untuk terbang, tersusun kembali melalui setiap tahap metamorfosa. Selanjutnya, bersamaan dengan perubahan ini, hampir semua sistem pada tubuh—sistem pencernaan, sistem pembuangan, sistem pernafasan, dll—menjalani perubahan besar-besaran.26

Keanekaragaman rancangan dalam kupu-kupu, seperti juga sayap mereka, adalah milik Allah, Yang Mahakuasa. Allah adalah Yang menganugerahi sifat-sifat kepada setiap makhluk sesuai dengan kebutuhannya.

Rancangan Terperinci Bulu-Bulu Burung

manzara

Sebagian besar orang, setidaknya satu kali, mungkin pernah menyentuh dengan jari-jari mereka, bulu burung yang mereka temukan tergeletak di tanah, atau menangkap bulu yang terjatuh dari burung yang sedang terbang di udara. Mungkin mereka sudah memperhatikan struktur bulu yang simetris, struktur yang lebih tipis bulu lembut yang terdapat pada setiap sisi, yang tampak seakan-akan saling mengunci satu sama lain. Sebenarnya, jika ada kesempatan memeriksa bulu burung ini di bawah mikroskop, keheranan mereka terhadap rancangan yang menakjubkan ini bahkan akan semakin besar.

Di bagian tengah bulu burung ada sebuah tabung yang keras dan panjang. Cabang-cabang bulu (barb) terulur dari kedua sisi tangkai tabung ini. Bulu ini, yang panjang dan kelembutannya bervariasi, membuat burung mampu menggunakan udara dengan cara yang paling tepat. Selain itu, bila melihat dengan lebih teperinci, kita bahkan akan menemukan struktur yang lebih menarik. Setiap cabang bulu ini memiliki unting yang lebih kecil dan melekat kepadanya, yang disebut “barbule”dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Barbule (anyaman bulu) tersangkut pada pengait berukuran teramat kecil yang disebut “hamuli.” Dengan bantuan pengait kecil ini, anyaman bulu yang bersebelahan, berpautan satu sama lain seperti risleting.27

Di setiap bulu burung bangau ada 650 cabang bulu atau barb, di kedua sisi tangkai bulu. di setiap cabang bulu ini terdapat 600 anyaman bulu atau barbule. Semua anyaman bulu ini dikaitkan dengan 390 pengait. Pengait dikelem jadi satu seperti dua sisi risleting. Anyaman bulu yang saling berpautan sebelah-menyebelah dengan pengait ini, terletak begitu rapat satu sama lain sehingga jika kita meniupkan asap ke arah bulu, tidak ada asap yang lolos ke sisi yang lain. Jika pengaitnya terlepas karena sesuatu hal, burung cukup mengibaskan dirinya atau, dalam kasus yang lebih parah, meluruskan bulunya dengan paruh, sehingga bulu kembali pada keadaan semula. Struktur bulu burung sangat penting untuk terbang. Burung dapat terbang karena tidak ada aliran udara yang lolos akibat tertahan oleh sayapnya.

Di samping rancangan yang terperinci pada bulu burung, keanekaragaman warna yang kaya pada bulu burung juga menarik perhatian. Keanekaragaman warna ini terjadi karena adanya pigmen di dalam bulu yang sudah tersedia saat bulu pertama mulai tumbuh dan juga karena pergeseran cahaya pada bulu burung. Bulu, yang terbuat dari keratin, akan diganti dalam selang waktu tertentu karena bulu burung cepat rusak akibat kondisi lingkungan sekitar. Namun, setiap kali, burung-burung memperoleh kembali bulunya yang beraneka warna. Ini karena bulu burung terus tumbuh sampai panjang tertentu, dan mencapai warna dan corak yang khas sesuai dengan jenisnya.

Keanekaragaman warna dan corak pada bulu burung yang tidak terhitung, begitu pula rancangan sayap burung yang demikian teperinci, adalah bukti nyata yang menunjukkan kepada kita pengetahuan dan cita rasa seni Allah yang menakjubkan dalam mencipta.

Catatan

24- http://www.pearls.co.uk/howpearlsareborn.htm#Nacre

25- Francis Darwin, Life and the Letters of Charles Darwin, Vol. II, hal.305.

26- Florida's Fabulous Butterflies, World Publications, FL, 1999, hal.57.

27- Paul Keck, “Feathers: Created or Evolved?,” http://www.talkorigins.org/faqs/feathers.html