Rekonstruksi dapat diartikan sebagai membuat lukisan atau membangun model makhluk hidup berdasarkan satu potong tulang yang ditemukan dalam penggalian. “Manusia-manusia kera” yang kita lihat di koran, majalah atau film semuanya adalah rekonstruksi.
Sketsa para evolusionis melukiskan makhluk khayalan, bahkan hingga lingkungan kehidupan masyarakatnya. Lukisan ini tidak didasarkan pada bukti apa pun melainkan hanyalah sebagai alat propaganda. |
Yang perlu dicermati di sini adalah seberapa ilmiahkah gambar-gambar tersebut. Oleh karena fosil biasanya ditemukan dalam keadaan tidak tersusun dan tidak lengkap, rekaan apa pun yang didasarkan padanya kemungkinan besar hanyalah hasil khayalan. Pada kenyataannya, rekonstruksi yang dibuat para evolusionis berdasarkan pada sisa-sisa fosil, telah dipersiapkan dengan tepat sesuai dengan tujuan evolusi.
Tiga Wajah ZinjanthropusPara evolusionis telah melangkah terlalu jauh dalam membuat gambar khayalan hingga mereka berani membuat gambargambar wajah berbeda dari satu tengkorak yang sama. Tiga gambar rekonstruksi berbeda yang dibuat untuk sebuah fosil yang diberi nama Australopithecus robustus (Zinjanthropus) ini adalah salah satu contohnya. 1. Lukisan N. Parker. National Geographic, September 1960 |
Di sini, kita harus mencermati satu hal penting: pengkajian berdasarkan sisa-sisa tulang tidak dapat mengungkap “jaringan lunak” dari makhluk hidup yang telah mati. Rambut, kulit, hidung, telinga, bibir, atau ciri-ciri muka yang lain dari makhluk hidup tidak dapat ditentukan dari peninggalan tulang-belulangnya. Bagi pendukung gigih evolusi, untuk merancang makhluk hidup khayalan dengan membentuk jaringan-jaringan lunak sebagaimana yang ia inginkan sangatlah mudah. Earnest A.
Hooton dari Harvard University, menerangkan hal ini sebagai berikut:
Usaha untuk mengembalikan jaringan lunak adalah pekerjaan yang sungguh lebih berbahaya. Bibir, mata, telinga dan ujung hidung tidak meninggalkan petunjuk pada bagian-bagian tulang yang berada di bawahnya. Dengan alat bantu yang sama, anda dapat menyerupakan tengkorak Neanderthaloid dengan ciri-ciri simpanse atau wajah seorang filsuf. Seluruh restorasi jenis-jenis manusia purba ini memiliki sangat sedikit nilai ilmiah, itupun kalau ada, dan kemungkinan besar hanya akan menyesatkan masyarakat… Jadi janganlah percaya pada rekonstruksi.62
Evolusionis menghidupkan kembali makhluk hidup yang hanya ada dalam khayalan mereka dengan metoda “rekonstruksi” dan menyebarluaskannya kepada masyarakat sebagai “nenek moyang mereka”. Ketika mereka tidak mampu menemukan makhluk “setengah manusia setengah kera” dalam catatan fosil, mereka memilih membohongi masyarakat dengan membuat gambar-gambar palsu.
Hati-Hati Dengan Jaringan Lunak!Jaringan lunak seperti mata, hidung, telinga, kulit, dan rambut tidak meninggalkan petunjuk apa pun dalam catatan fosil. Tetapi, para evolusionis membentuk jaringan ini sekehendak mereka dalam rekonstruksi yang mereka buat di bengkel kerja mereka, dan menghasilkan makhluk “separuh kera-separuh manusia” sebagaimana yang kita lihat ini. |
62) Earnest A. Hooten, Up From The Ape, New York: McMillan, 1931, hal. 332