Pada masa keemasan, bertambahnya karunia yang berlimpah, kekayaan, keindahan dan karya seni, akan menandai seluruh segi kehidupan. Orang akan selalu menemukan keindahan dimanapun dia berada, seperti keindahan sikap dan perilaku yang ditampilkan, keindahan di lingkungan rumah, di kebun, dekorasi rumah, pakaian, musik, hiburan, karya seni, lukisan dan ucapan, semua menjadi lebih indah. Akhirnya, orang akan merasakan semua keindahan yang disebutkan Allah dalam Al Qur'an. Dalam satu ayat, Allah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman akan diberi kehidupan yang indah di dunia ini:
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Nahl, 16:96-97)
Al-Qur’an memberikan gambaran bahwa lingkungan orang-orang yang mematuhi perintah Allah akan menjadi ‘lingkungan yang damai’. Allah juga memberikan kabar gembira dengan memberikan penghargaan kepada mereka yang berbuat kebajikan dengan memberikan kehidupan yang lebih baik di dunia ini dan kehidupan tak terbatas di akhirat kelak.
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (Surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni Surga, mereka kekal di dalamnya. (QS. Yunus, 10:25-26)
Kita bisa menggambarkan kehidupannya sehari-hari di bidang dunia seni, geliat ekonomi, dan kehidupan sosial yang ada pada Masa Keemasan, karena Al-Qur'an memberi resep tentang sebuah pemahaman bahwasanya kehidupan ini terdiri dari sesuatu yang instan. Pemahaman ini didasarkan dengan melakukan sesuatu yang baik maka seseorang akan merasakan keberkahan dari sisi Allah dan mengambil dari yang terbaik dengan cara yang paling tepat dan yang paling masuk akal. Pemahaman dan kebijaksanaan yang ditawarkan Al-Qur'an ini akan menyebabkan pencapaian yang menakjubkan, pemahaman yang unggul dari sebuah seni untuk berkembang.
Pada hari ini, mereka yang terjun di dunia seni hanya untuk tujuan materi, sebuah profesi yang akan mendatangkan popularitas dan gaya hidup mewah. Waktu mereka dihabiskan bukan untuk menghasilkan karya seni yang bernilai tinggi tapi hanya semata-mata untuk mendapatkan uang. Rasa kesenian mereka didasarkan pada keuntungan atau popularitas bukan dari inspirasi dari dalam diri sendiri. Untuk alasan ini, mereka tidak melakukan upaya serius dan merasa tidak perlu mengembangkan wawasan untuk menghasilkan karya seni, keinginan mereka hanyalah untuk segera mendapatkan materi. Seorang seniman sejati mampu untuk berpikir secara bebas dan mendalam sehingga menghasilkan karya seni yang unik dan memberi inspirasi.
Sementara itu, seorang seniman yang memiliki komitmen dan idealisme yang tinggi seringkali mendapati usahanya tidak mampu untuk mendukung keuangannya. Hasil karyanya kadang tidak sesuai dengan permintaan pasar. Saat ini dari pada menghargai karya seni yang penuh makna, mutu dan estetika, banyak karya seni yang hadir tanpa citarasa, kualitas dan tanpa makna tetapi justru sangat di minati generasi muda.
Masa Keemasan akan menghilangkan pandangan yang demikian, munculnya karya seni yang tidak bermoral karena kepentingan materi akan lenyap dan akan digantikan keberlimpahan bagi semua orang. Negara menjamin kebebasan para kreator seni untuk berekspresi dan mempersembahkan karya terbaik mereka dalam situasi yang kondusif. Orang-orang akan menyadari bahwa seni adalah salah satu bentuk pengabdian yang indah dan akhirnya semua jenis karya seni akan mendapatkan tempat di hati masyarakat. Terinspirasi karena memperhatikan keindahan ciptaan Allah, seorang seniman akan menghasilkan karya yang menakjubkan. Nilai-nilai Al-Qur’an dan kepekaan jiwa akan medorong seseorang kepada hasil kreasi seni yang orisinil.
Alasan lain kemajuan di bidang seni adalah dorongan fitrah yang suci untuk membebaskan diri dari kecenderungan yang begitu popular saat ini, sikap hedonism, mengejar kesenangan sementara tanpa makna. Kecenderungan yang mendorong masyarakat secara tidak sadar untuk bersikap apatis, pesimis dan mudah putus asa. Filsafat materialisme paling bertanggungjawab atas kecenderungan ini. Pola pikir dan sikap negatif ini menyebar luas ke tengah-tengah masyarakat karena dikemas dengan bungkus karya seni. Mereka biasa disebut selebritis. Karya mereka mengarah kepada sikap yang pesimis, putus asa kadang anarkis. Mereka mengangkat tema tentang kebencian, sakit hati, putus asa, putus cinta, kematian, kesepian hidup, merasa tidak berguna atau ke-hampaan jiwa. Keadaan ini adalah konsekuensi alami dari ketiadaan iman dalam diri manusia.Pada Masa Keemasan, semua tekanan psikologis dan kegersangan jiwa ini akan musnah, dan manusia akan mengalami kegembiraan, kebahagiaan, dan jaminan keamanan yang sempurna dari sebuah nilai Al-Qur'an. Akhirnya, transformasi seni ke dalam suatu usaha yang menggambarkan keindahan karya cipta akan menggantikan kecenderungan seni yang bertujuan hanya kepada kesenangan tanpa makna.
Mengenali kehalusan dan detail sesuatu kemudian dengan senang hati menyajikan dengan nuansa yang berbeda dan akhirnya mendatangkan kepuasan tersendiri, inilah yang mendasari lahirnya sebuah karya seni. Menampilkan kembali keberadaan sesuatu merupakan sebuah nilai dari Al-Quran. Al-Qur’an mengajak orang-orang untuk meneliti segala sesuatu, merenungkan sesuatu itu, dan melihat tujuan ilahiah di balik sesuatu itu. Allah memberi perintah kepada kita untuk berfikir secara mendalam:
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan meng-hiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah). Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun. (QS. Qaaf, 50:6-10)
Semua yang di ungkapkan pada ayat ini adalah bagian dari keseharian kita. Dan hanya orang beriman yang dapat memahami tujuan Ilahiah dari keindahan ciptaan di sekitar mereka. Warna setangkai stroberi, aroma sekuntum mawar, harumnya setandan buah pisang serta bintang-bintang di langit yang berjalan sesuai dengan garis edarnya adalah karya dari rancangan yang sempurna. Seni adalah salah satu cara untuk mengekspresikan keindahan ini kemudian menyajikan dan memadukan secara efektif dalam ke-seharian kehidupan. Berbagai karya seni, seperti lukisan, seni musik, atau hiasan, menyampaikan sukacita jiwa manusia karena terinspirasi oleh keindahan alam sekitarnya.
Pada Masa Keemasan, segala yang hidup dan setiap kejadian akan mendatangkan kesenangan besar di hati masyarakat yang di tampilkan dalam berbagai karya seni, perencanaan tata kota, konstruksi gedung, taman dan lainnya. Seorang inovator yang melihat dunia melalui pandangan kreatif yang dilandasi ajaran nilai Al-Qur’an akan menakjubkan dunia dengan karya masterpiece-nya. Karya inovatif mereka yang orisinil akan mencerahkan kehidupan.
Al-Qur’an memberikan penjelasan rinci tentang estetika. Kehidupan Nabi Sulaiman dalam memahami nilai seni adalah contoh yang baik bagi umat Islam tentang nilai estetika. Al-Qur’an memberikan gambaran yang detail dan rinci untuk memahami sebuah karya seni, estetika, dan keindahan dengan mencontohkan istana Nabi Sulaiman a.s. Lantainya yang pertama kali menarik perhatian kita terkesan seolah-olah seperti air, karena terbuat dari kaca. Sisi transparan lantai menarik kecenderungan jiwa dan tergerak hatinya, Ini adalah sesuatu yang unik dan menarik. Kemegahan istana ini memberi dampak kepada pada Ratu Saba seperti yang di kisahkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana." Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca." Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam." (QS. An-Naml, 27:44)
Al-Qur'an memberikan perincian selanjutnya tentang kehidupan Nabi Sulaiman a.s. Satu ayat menarik perhatian kita bagaimana beliau menikmati keberkahan kekayaan, kekuatan, dan kecerdasan dari Allah:
Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku menyukai kese-nangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan". (QS. Shaad, 38:32)
Ayat yang lain menjelaskan kepada kita bahwa dia mendorong umatnya menghasilkan berbagai karya seni:
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang di-kehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. (QS. As-Saba', 34:13)
Ada karya seni elegan yang menyampaikan pesan tentang cita rasa seni yang tinggi. Saat ini meskipun yang tersisa hanya bangunan tembok dari kuil Sulaiman di Yerusalem, namun Al-Qur’an dan dokumen sejarah mengungkapkan bahwa di tempat ini pernah berdiri istana yang sangat indah. Allah memerintahkan umat Islam untuk mengambil pelajaran dari kehidupan Nabi tentang sikap yang unggul. Dalam hal ini, apa Al-Qur'an memberitahu kita tentang Nabi Sulaiman a.s sangat berharga, dari berbagai model yang ada, umat Islam dapat melakukan inovasi dalam seni dan estetika, sehingga mereka dapat mengambil peran di tingat global lewat karya-karya monumental. Di Masa Keemasan, akan ada orang yang taat kepada ajaran nilai Al-Qur’an, dan sesuai dengan perintah Allah, mengambil pelajaran dengan detail terperinci dari kehidupan para Nabi. Dalam hal ini, akan terjadi kemakmuran pada masa keemasan yang serupa dengan kemakmuran pada masa Nabi Sulaiman a.s.
Al-Qur’an memberikan penjelasan terperinci tentang kehidupan bermasyarakat. Mereka yang menjalani hidup sesuai dengan ajaran Al-Qur’an akan mengetahui rahasia kebenaran yang indah, mereka meninggalkan apa yang dilarang karena mereka berpedoman kepada hati nurani. Alhasil, dengan didasari ajaran nilai moral Al-Qur’an, mereka menghasilkan karya seni yang sangat berharga pada dunia musik, teater dan literatur.
Sebagaimana di gambarkan contoh di atas, Allah mendorong orang beriman untuk menampilkan seni, estetika dan keindahan dalam kehidupan sehari-hari seperti suasana di Surga. Al-Qur’an tidak membatasi seni, hanya pada karya musik, sastra, dan lukisan saja, tetapi juga seni untuk berkarya di berbagai bidang kehidupan. Orang beriman menampilkan rasa seni mereka dengan berbagai cara; ucapan yang indah, cerdas, menyenangkan dan murah senyum, bicara dengan intonasi dan nada yang tepat dan beretika. Pemilihan pakaian, pengaturan dekorasi rumah dan perhiasan, memasak hidangan yang lezat dan mengundang selera, semua di kemas dengan nilai estetika. Memperlihatkan kasih sayang dan cinta yang tulus, mengekspresikan rasa kasih sayang kepada anak-anak, misalnya atau bahkan menampakkan rasa hormat dan cinta kasih kepada orang yang lebih tua atau sanak saudara yang mengunjunginya.
Masa Keemasan adalah suatu masa ketika orang-orang akan berusaha keras untuk menghasilkan karya seni yang di wujudkan dengan keindahan sikap dan perbuatan mereka kepada orang lain dalam cara berpenampilan, ucapan, dan tindakan.
Orang-orang perlu menambah wawasan mereka untuk memahami keunggulan dan keunikan seni pada Masa Keemasan. Saat ini, orang lebih senang menjiplak karya orang lain dari pada berfikir kreatif untuk menghasilkan karya yang berbeda. Jika muncul suatu yang baru maka akan segera ditiru sehingga sesuatu itu kehilangan keasliannya.
Kejenuhan juga muncul di industri musik. Sebagai contoh, menciptakan sebuah lagu adalah kemampuan yang hanya dimiliki beberapa orang tertentu, sementara itu pekerjaan kreatif yang berhubungan dengan lagu memiliki banyak variasi. Kurangnya kreativitas ini didasari karena wawasan yang sempit, persaingan usaha dan kurangnya kecerdasan melihat peluang. Orang-orang cenderung meniru pekerjaan yang umum, mereka lebih menyukai popularitas dan keuntungan materi dengan mengesampingkan tata nilai dan estetika
Karena alasan inilah, banyak karya lama di arransemen ulang dengan gaya berbeda, alasan ini juga yang menyebabkan inovasi di bidang seni teater tidak produktif. Selama beberapa tahun, tema yang sama dimainkan berulangkali hanya dengan perubahan kecil dengan adegan, karakter dan jalan cerita yang tak jauh berbeda. Para seniman kurang menjiwai peran karakternya dan hanya menghafal dialog di luar kepala. Aksi pemain, intonasi dan nada, model peran, dan adegannya sangat kelihatan di buat-buat.
Bagaimanapun, di Masa Keemasan, semua orang akan belajar bagaimana caranya menikmati keindahan sekitar dan akan mengejar kesempurnaan. Kemakmuran akan menjadikan artis untuk menghasilkan karya seni yang mengagumkan. Dunia musik dan cabang seni yang lain juga melahirkan berbagai karya unik dan berharga. Video klip yang sempurna dan berbagai macam hiburan akan membuat setiap saat kehidupan menjadi lebih menyenangkan.
Beberapa seniman saat ini menghasilkan karya seni yang sangat baik. Namun karena alasan-alasan yang disebutkan di atas, jumlah mereka terbatas, sehingga hasil karya mereka hanya dapat dinikmati sedikit orang saja. Di Masa Keemasan, karya-karya indah lahir dan tersedia secara luas untuk masyarakat umum. Ini hanya sebagian kecil dari kemajuan yang khas pada Masa Keemasan. Di lingkungan yang menerpkan ajaran nilai Al-Qur’an, kehidupan orang-orang yang beriman akan menjadi sempurna.
Pada ayat berikut, Allah memberitahu kita bahwa satu-satunya alasan mengapa orang jauh dari keberkahan adalah ketidakpercayaannya kepada Allah:
Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). (QS. Az-Zukhruf, 43:33-35)
Setiap contoh dari ciptaan Allah yang unik adalah inspirasi bagi seluruh cabang seni. Buah anggur yang indah, kesesuaian warna kupu-kupu yang selaras, seekor angsa yang anggun, warna dan tekstur bunga yang menawan, keselarasan yang sempurna dari kulit zebra atau bulu macan tutul hanyalah sedikit contoh inspirasi. Seni merupakan satu cara mengekspresikan, menterjemahkan dan menggabungkan keindahan itu ke dalan kehidupan sehari-hari. Berbagai cabang seni seperti seni lukis, musik atau dekorasi, semua keindaha ini mendatangkan sukacita dan menjadi nspirasi bagi jiwa manusia. |
(Bagi mereka) syurga 2Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera. (QS. Faathir, 35: 33) Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana." Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua besar, dan disingkapkannya kedua betisya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca." Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama, Sulaiman kepada Allah Tuhan semesta alam." (QS. An-Naml, 27: 44) |
Di dalam Al-Qur'an, Allah memberitahu kita bahawa tempat tinggal orang-orang yang beriman kelak adalah Surga. Akibatnya, estetika pemahaman orang yang hidup dengan ajaran nilai moral Al-Qur'an juga dibentuk sesuai dengan standar Surga. Sebagaimana rumah mereka yang indah kelak di Surga, jalan hidup yang ditempuh orang beriman adalah memperindah dunia untuk mengingatkan mereka kepada suatu tempat yang indah di Surga.
Orang yang beriman memliki kerinduan yang mendorong mereka untuk mewujudkan lingkungan tempat tinggal mereka laksana di Surga. Mereka percaya, Surga adalah suatu tempat yang keindahannya di luar imajinasi kita. Gambaran suatu tempat yang keindahan dan kesempurnaannya tidak mungkin dicapai di dunia ini. Meskipun demikian, Al-Qur’an mendorong kita untuk menggunakan semua sumber daya yang ada di bumi untuk menciptakan suasana hidup di dunia sebagai gambaran Surga.
Orang-orang yang menjalankan ajaran Al-Qur'an memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan mereka. Di Masa Keemasan, tempat-tempat umum seperti: jalan raya, tempat ibadah, rekreasi dan tempat kerja serta tempat tinggal mereka akan sangat bersih. Dalam suatu ayat Allah memerintahkan kepada mereka:
"Dan pakaianmu bersihkanlah, dan dosamu bersihkan-lah." (QS. Al-Muddatsir, 74:4-5).
Sesuai dengan ayat ini, mereka akan membersihkan pakaian dengan sempurna, deterjen yang diperlukan untuk mencuci akan tersedia bagi semua orang sehingga mencuci pakaian menjadi tugas yang mudah.
Menjaga kelestarian lingkungan juga menjadi isu penting. Pencemaran lingkungan dan polusi udara tidak akan lagi menjadi ancaman bagi warga kota. Tempat umum akan memberikan segala bentuk kenyamanan kepada masyarakat. Sebagai contoh, air panas dan dingin akan tersedia di tempat-tempat ibadah dan semua orang akan memiliki akses yang mudah pada sarana transportasi umum. Orang tidak perlu lagi mengalami antrian panjang tempat umum, Sistem dan teknologi inovatif akan membuat pengalaman seperti itu menjadi kenangan masa lalu.
Orang-orang memiliki pergaulan sosial yang menyenangkan. Tempat rekreasi dirancang sangat bersih untuk menyediakan kenyamanan, tempat dimana para pemuda akan berkumpul. Makanan dan minuman bebas dari zat yang berbahaya, dan kesehatan manusia akan menjadi perhatian utama.
Orang-orang memiliki hewan piaraan, di sana ada taman yang di dalamnya hidup berbagai macam binatang. Lagipula, hewan yang liar seperti cetah, singa, dan macan hidup di alam bebas. Binatang berbahaya seperti itu atau bahkan ular, tidak lagi menjadi ancaman bagi manusia, racun hewan itu dihilangkan melalui cara biologi. Rasulullah SAW mengarahkan perhatian untuk menciptakan lingkungan yang indah dan aman ini:
Seseorang membiarkan dombanya ditengah padang rumput bersama binatang lainnya, mereka tidak akan memakan sehelai daunpun dari tanaman jagung. Ular dan kalajengking tidak akan berbahaya dan binatang liar akan keluar masuk pintu tanpa membahayakan mereka. 15
Orang-orang yang merindukan Surga mengutamakan perbuatan yang disenangi Allah, mereka melakukan kebajikan yang me-mungkinkan mereka untuk memasuki Surga. Sehingga mereka akan memberikan yang terbaik untuk menghasilkan karya seni yang menggambarkan keindahan Surga, mereka terinspirasi oleh ke-indahan suasana di Surga. Allah menggambarkan lingkungan Surga sebagai berikut:
Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) Surga dan (pakaian) sutera, di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon Surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam Surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air Surga yang dinamakan salsabil. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu melihat di sana (Surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. (QS. Al-Insan, 76:12-20)
Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman keberkahan dan keindahan yang tak terhingga di Surga. Sebagai balasan atas keunggulan moral dan upaya mereka untuk menyebarkan ajran nilai Al-Quran. Mereka akan diberi balasan kebahagiaan hidup dan kekayaan. Dengan ayat, "Dan apabila kamu melihat di sana (Surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.” (QS. Al-Insan, 76:20). Allah memberitahu umat Islam tentang keindahan Surga.
Di Masa Keemasan, kemewahan yang anggun dan kehalusan akan mendominasi seluruh kreasi seni demokrasi rumah. Kolom yang tinggi, dipan dan marmer semua akan mengalami perbaikan. Allah merjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat)tempat-tempat yang bagus di surga'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. At-Taubat, 9:72) |
Penggunakan perhiasan berukir dan kolom mercerminkan citarasa demokrasi yang unggul. |
Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Az-Zukhruf, 43:35) |
Orang beriman memiliki kerinduan yang besar kepada sunra dan berusaha menjadikan lingkungan sekitarnya seperti tempat di surga. Surga, sudah pasti, di penuhi dengan karya seni yang jauh diluar imajinasi kita. Surga adalah gambaran suatu tempat yang kesempurnaan dan keindahannya tidak mungkin dicapai di dunia ini. Namun, Al-Qur'an mendorong kita untuk menggunakan semua sumber daya yang ada dibumi untuk menciptakan suasana hidup di dunia sebagai gambaran surga. |
Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur da Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (QS. Yaasiin, 36:34-35) |
Di Masa Keemasan seni demokrasi akan sempai kepada pemahaman yang unggul tentang estetika. Baik itu rumah mewah, taman dan kota atau tempat lainnya akan menampilkan ciri-ciri surga. |
Allah menyampaikan penjelasan yang rinci tentang tempat megah yang dibangun di diatas taman yang indah, makanan, tempat bernaung, pakaian dengan warna yang mengesankan, perhiasan dan segala kesenangan yang tidak pernah di bayangkan. Kesenangan di dunia hanya bagian kecil dari sebagian kesenangan di Surga. Namun, karunia Allah kepada kita di dunia ini lebih dari yang bisa kita bayangkan. Sesungguhnya Allah memberitahu kita keberkahan di Surga yang mirip dengan keberkahan yang ada di dunia ini:
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,bahwa bagi mereka disediakan Surga-Surga yang mengalir sungai-sungaidi dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam Surga-Surga itu, mereka mengatakan:"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri- isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah, 2:25)
Pada Masa Keemasan, Allah memberikan karunia kepada hamba-Nya dengan keindahan yang sempurna. Untuk memberikan gambaran yang tepat dari masa yang di berkahi ini, perhatikan ayat-ayat yang menggambarkan Surga berikut ini.
15. Muhammad ibn ‘Abd al-Rasul Barzanji , Al-Isha‘ah li-ashrat al-sa‘ah, p. 245.