Kendati bernama “ikan”, tak seperti ikan lainnya, sotong tidak memiliki tulang-tulang di tubuhnya. Kalian mungkin berpikir bagaimana ikan tak bertulang ini bergerak di air. Sesungguhnya, sotong menggunakan semacam lokomotif yang unik. Tubuh sotong, yang terdiri dari jaringan lunak, dilapisi oleh selapis kulit tebal. Dengan otot di bawah lapisan ini, seekor sotong mengumpulkan air di dalam tubuhnya dan bergerak dengan menyemprotkan air ini keluar tubuhnya.
Sistem penyemprotan air pada sotong sangat rumit. Pada setiap sisi kepala makhluk ini terdapat bukaan seperti saku. Air masuk melalui bukaan ini menuju rongga perut yang berbentuk seperti tabung. Kemudian, dengan cepat sotong mendorong air ini dari pipa yang sangat sempit di bawah kepalanya dengan tekanan kuat. Ini memungkinkan binatang tersebut bergerak dengan lincah ke arah yang berlawanan dan melarikan diri dari pemangsanya karena dapat meningkatkan kecepatannya secara tiba-tiba. Kalian mungkin ingin tahu apa yang akan terjadi jika kecepatannya tidak cukup tinggi. Jika begitu, sotong akan menyemprotkan cairan berwarna gelap yang dihasilkan tubuhnya kepada musuhnya. Semprotan tinta akan membingungkan pemangsa selama beberapa detik. Waktu yang singkat itu sudah cukup bagi sotong untuk melarikan diri. Ia lari dari tempat itu dan menghilang di tengah semprotan tintanya.
Seperti semua makhluk hidup lainnya, keistimewaan sotong ini adalah ciptaan Allah, Pencipta segala sesuatu. Allah memberitahu kita bahwa tak ada Tuhan selain Diri-Nya:
Yang berbuat demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia (QS Az-Zumar:6)