Sel Telur dan Peran Pentingnya Dalam Pembetukan Manusia

egg cell_ovule

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala 44 Keajaiban Penciptaan Manusia sesuatu?
(Q.S. Fushshilat, 41: 53)

Perubahan yang terjadi dalam tubuh laki-laki pada masa puber juga terjadi dalam tubuh permpuan. Sistem reproduksi perempuan mengalami perubahan siklik sebagai persiapan untuk kehamilan.

Seperti pada laki-laki, hipotalamus mengetahui masa puber perempuan sehingga memberikan pesan kepada pituitary agar memproduksi hormon-hormon yang dapat memproses pematangan sel-sel telur. Tentu saja, pituitary menerima perintah ini dengan patuh.

Produksi sel-sel reproduksi ini terjadi secara siklik. Penentuan siklus ini adalah tugas pituitary. Ia mengetahui tempat yang tepat untuk bisa melakukan pematangan sel telur yaitu ovarium. Oleh sebab itu ia segera mengarahkan pesannya ke ovarium dan memberitahukan bahwa telah tiba waktunya mematangkan sel telur. Ini sangat dipahami oleh sel-sel ovarium, sehingga ia segera melaksanakannya.13

Mari kita lihat lebih jauh bagaimana hipotalamus mampu menghitung waktu tanpa kesalahan sedikit pun pada bermiliar-miliar perempuan dari dulu hingga kini. Hipotalamus berada di bagian tengah otak dan tidak memiliki alat penghitung apa pun, dan tidak berhubungan dengan dunia luar sedikit pun. Ia hanyalah sekerat daging yang terdiri dari sel-sel. Pekerjaan menghitung waktu oleh hipotalamus hanyalah bagian kecil dari sekian banyak keajaiban tubuh mansuia yang terjadi setiap saat tanpa henti. Bagaimana pitu- itary mampu menerima pesan dari hipotalamus, memecahkan kode- kode perintah, memahaminya, kemudian bertindak memproduksi zat- zat yang dibutuhkan dan mengirimkannya ke tempat yang jauh, padahal ia hanyalah kumpulan sel belaka?

Kembali kami tegaskan bahwa akal yang mengatur semua ini bukanlah milik sel-sel tersebut, karena mereka tidak memiliki mata untuk melihat, lisan untuk berbicara dan berkomunikasi, atau telinga untuk mendengar. Ia hanyalah makhluk yang diciptakan untuk mentaati Penciptanya sekaligus sebagai sarana untuk membuktikan kekuasan-Nya yang tak terbatas.

Sel-Sel Telur Mulai Berkembang

Tubuh perempuan memiliki dua indung telur pada sisi kiri dan kanan. Di dalam indung telur ini berlangsung proses produksi sel telur. Indung telur mempunyai penggantung yang dinamakan meso- varium. Mesovarium merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah, limfa, dan saraf. Jadi mesovarium menyalurkan nutrisi sel telur dan menjaganya. Pada indung telur terdapat folikel dalam jumlah banyak, di mana setiap folikel mengandung sel induk untuk setiap sel telur. Setiap bulan sebuah sel telur akan matang pada salah satu folikel dan pergi meninggalkan indung telur sebagai persiapan pembuahannya.

womb

1. Bagain dalam tuba faliopii
2. Jalan masuk telur keda
3. Rambut-rambut tuba fallopi (fimbriae)
4. Ikatan samping pada rahim
5. Tuba fallopi
6. Indung telur
7. Saluran indung telur
8. Rongga rahim
9. Mukosa rahim
10. Otot rahim
11. Leher rahim
12. Forniks samping

Di atas terlihat struktur bagian dalam rahim. Perangkat yang memungkinkan sel telur yang telah diproduksi untuk melakukan perjalanannya telah diperhitungkan dengan baik sehingga diciptakan satu sistem yang khusus. Sebagai contoh miliaran sel yang terdapat pada tuba fallopii ditugasi membantu sel telur agar dapat mencapai rahim. Di samping terlihat gambar tuba fallopii yang dimasuki sel telur yang telah matang.

Pematangan sel telur tidak terjadi dalam satu tahap saja, namun melalui tahap-tahap yang sangat berbeda: proses pematangan sel induk, satu pembelahan mitosis, dan dua kali pembelahan meiosis. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada setiap rangkaian proses ini, karena jumlah kromosom akan mengalami pengurangan dari 46 menjadi 23 seperti pada sperma.

Pada akhir pembelahan yang menghasilkan sel telur, terdapat 3 badan kutub (polar body) akibat kekurangan makanan dan 1 sel telur besar (ootid). Badan kutub ini akan mati, sedangkan yang besar akan menjadi telur yang matang dan sempurna. Jika saja ukuran sel-sel ini sama, mustahil akan terbentuk sel yang matang dan sempurna. Namun karena hanya satu sel yang berukuran besar dan memiliki cadangan makanan yang lebih banyak, maka masalah ini dapat diatasi.

Proses pematangan sel telur semuanya dikendalikan oleh pitu- itary dengan bantuan hormon-hormon yang dihasilkannya. Tahapan- tahapan dan hormon-hormon yang berperan di dalamnya dapat kita ringkas sebagai berikut:

egg_cell egg cell

Sel telur hanya berukuran 150 mikron (1 mikron sama dengan 1 per 1000 milimeter), tidak berwarna serta semitransparan. (atas) Sel telur berbentuk bola dan dikelilingi lapisan membran seperti gelatin. Pada sel telur terdapat nutrisi cadangan seperti lemak, gula dan protein. Nutrisi ini dipergunakan ketika sel telur melakukan perjalanan keluar dan jika terjadi pembuahan, nutrisi tersebut akan cukup sampai telur mencapai rahim.14

1. Sel-sel folikel, 2. Zona pellusida, 3. Inti sel

Pada gambar di samping terlihat sel telur yang besarnya hanya sebutir garam tetapi merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembentukan manusia. Sistem yang diperlukan untuk memproduksi sel ini terdapat di dalam seluruh tubuh wanita yang ada di dunia. Ini merupakan ciptaan Allah yang sempurna.

1. Tahap folikel: Inilah tahap awal terbentuknya sel telur. Di sini terdapat sel induk dalam kantung-kantung kecil yang disebut folikel. Tahap ini berlangsung selama 14 hari. Pada tahap ini hormon FSH yang diproduksi oleh pitutary akan mangalir melalui darah menuju ovarium. Hormon ini lalu membentuk folikel-folikel, mematangkan- nya, memproduksi telur dari sel induk, serta merangsang folikel yang telah matang untuk memproduksi hormon estrogen.

Hormon estrogen sangat mempengaruhi kondisi rahim. Estrogen bekerja mempercepat pembelahan mitosis pada sel-sel rahim yang menyebabkan rahim menjadi lebih kuat. Hal ini diperlukan agar janin dapat menempel dengan baik setelah terjadi pembuahan. Hormon ini juga memperbanyak aliran darah ke rahim. Proses ini berulang secara teratur setiap bulan. Jika terjadi pembuahan, maka telur yang telah dibuahi tersebut akan menjalani masa perkembangannya di rahim yang telah dipersiapkan untuk sebuah kehamilan.

hipotalamus_egg_cell

1. Hipotalamus
2. Estrogen besar (tidak mengandung progesteron) memperoepat proses produksi hormon-hormon LH, GnRH, FSH.
3. Estrogen dalam jumlah sedang mengentikan proses produksi hormon-hormon GnRH, LH, FSH.
4. Menghentikan proses produksi inhibin, LH dan FSH.
5. Hipofisis
6. Progestrogen dalam jumlah kecil mempercepat proses produksi hormon-hormon GnRH, LH dan FSH oleh estrogen.
7. Ovum (indung telur)
8. Perkembangan folikel primer dan sekunder
9. Pematangan folikel
10. Ovulasi
11. Pembentukkan corpus luteum
12. Pembentukkan jaringan ikat
13. Hormon-hormon indung telur
14. Peningkatan produksi hormon estrogen dan inhibin berasal dari sel-sel selaput halus.
15.Peningkatan produksi hormon estrogen dan progesteron terjadi melalui sel-sel korpus luteum
16. Peningkatan produksi hormon inhibin terjadi melalui sel-sel korpus luteum.
17. Jaringan ikat tidak mempengaruhi produksi estrogen dan progesteron.

Ringkasan pengaruh hormon pada indung telur dan rahim: kematangan sel telur tidak terjadi begitu saja, namun melalui fase-fase yang dikendalikan oleh hormon-hormon yang diproduksi oleh hipofisis. Setelah melalui proses yang amat kompleks, terbentuklah sel telur yang siap dibuahi dan membawa semua informasi manusia yang akan lahir.

Keajaiban yang berulang-ulang kembali kita temukan di sini: sel- sel reproduksi perempuan mampu mengetahui kebutuhan janin di masa datang. Mereka juga mempersiapkan kondisi yang terbaik bagi kelangsungan hidup janin. Para penganut evolusi menganggap semua ini terjadi karena kecerdasan sel-sel itu. Mereka telah terjatuh pada kontradiksi berfikir yang sangat jelas. Sel-sel itu hanyalah menjalankan perintah dari Penciptanya yaitu Allah, Tuhan Semesta Alam.

2. Tahap Pelepasan Telur:Pengaruh hormon LH menyebabkan sel telur semakin dekat ke dinding folikel dan pada gilirannya folikel tersebut terbuka. Sel telur ini terbebas darinya, namun sel telur ini memerlukan sesuatu yang menangkapnya. Bila tidak ia akan jatuh ke dalam rongga perut, dan sel telur pun tidak akan sampai pada tempat pertemuannya dengan sperma. Di sinilah diperlukan peran tuba fallopii (saluran antara ovarium dan rahim), dengan filamen fimbrae yang menyerupai tangan. Tangan ini berjumlah banyak dan mengelilingi ovarium sehingga bila ada sel telur yang lepas ia akan menangkap sel telur tersebut untuk mengirimkannya menuju tempat pertemuannya dengan sperma.

1. Folikel pada tahap ğerkembangan
2. Indung telur
3. Jaringan ikat
4. Korpus luteum
5. Folikel yang telah berkembang
6. Folikel yang mulai mengembang
7. Oosit sekunder
8. Folikel yang pecah
9. Telur
10. Jalan keluar dalam indung telur

Sel telur berkembang di dalam bagian yang dinamakan folikel yang terdapat dalam indung telur. Gambar di atas menampilkan pembentukan sebuah sel telur dan prosesnya ketika keluar dari folikel. Seluruh tahapan ini terjadi berulang-ulang dalam tubuh wanita dalam satu masa yang jelas. Setiap bulan dibentuk sel-sel telur baru, hormon yang sama dan tenggang waktu yang sama diciptakan secara berulang-ulang. Ini menyebabkan seolah- olah tubuh wanita selalu dalam keadaan siap untuk dibuahi. Akan tetapi apakah tahap akhir persiapan ini akan berubah arah atau tidak tergantung ada atau tidaknya sel sperma? Semua ini merupakan bukti penciptaan yang menakjubkan.

ovarium

Hormon LH yang diproduksi oleh pituitary bertugas membebaskan sel telur dan mengarahkan proses ini agar sampai pada tujuannya, yaitu tempat pembuahan. Pematangan dan terbelahnya folikel sangat membutuhkan hormon LH. Hal ini dapat kita lihat dua hari sebelum terlepasnya sel telur, pituitary meningkatkan produksi hormon LH dan FSH. Belum diketahui secara pasti faktor apa yang menyebabkannya. Para ahli masih belum mengetahuinya sampai saat ini. Dengan pengaruh kedua hormon ini, secara teratur setiap bulan terjadilah pelepasan sel telur (ovulasi). Artinya pituitary telah bekerja dengan perhitungan waktu tanpa kesalahan sedikit pun saat ia mengetahui kapan harus meningkatkan produksi kedua hormon tersebut dalam jumlah yang tepat.

3. Tahap Corpus Luteum (Badan Kuning): Setelah telur keluar dari kantong folikel maka folikel ini akan mengalami kekosongan. Darah segera mengisinya dan folikel ini dinamai corpus rubra atau badan merah. Lalu sel-sel granulosa dan teka yang mengelilingi folikel memperbanyak diri dan menggantikan posisi darah yang mengental di dalam kantung-kantung folikel. Sel-sel ini berwarna kuning dan dipenuhi zat lemak. Akhirnya folikel mengalami pembesaran akibat cairan yang memadatinya serta merubah bentuk dan strukturnya menjadi badan kuning yang disebut corpus luteum.15

corpus luteum

1. HCG
2. Estrogen dan progesteron
3. Rahim tempat embrio menempel
4. Korpus luteum dari indung telur

Bersamaan dengan keluarnya telur dari folikel korpus luteum yang terbentuk akan mulai menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron akan mempengaruhi dinding rahim, yang menyebabkan terjadi perubahan padanya. Perubahan ini bertujuan untuk mempersiapkan tempat yang cocok bagi embrio. Seluruh sistem ini terdapat pada setiap wanita dan terbentuk dengan kesempurnaan yang sama. Proses ini sangat jelas merupakan hasil perencanaan dan pemikiran yang hebat.

Badan kuning ini memainkan peran vital dalam menyiapkan rahim bagi kelangsungan hidup janin. Di antara tugas badan kuning ini adalah memproduksi hormon progesteron melalui rangsangan dan bantuan hormon LH. Hormon progesteron yang bersifat hidrofilik (menyerap air) bertugas memberi isyarat kepada dinding uterus agar melakukan perubahan-perubahan. Perubahan yang mendasar pada uterus terjadi pada lapisan yang disebut mukosa. Di bawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron, dinding mukosa bertambah tebal sehingga partikel-partikel darah dan kelenjar-kelenjar dapat sampai ke permukaan lapisan ini. Dinding uterus yang tadinya lurus berubah menjadi agak melengkung, disaat yang sama produksi berbagai kelenjar meningkat. Tujuan dari semua perubahan ini adalah menyiapkan lingkungan yang sesuai bagi janin. Rahim juga memaksa otot-ototnya untuk beristirahat agar kehamilan bisa selamat. Selain itu, hormon progesteron juga mempengaruhi pertumbuhan dan pembesaran kelenjar-kelenjar susu. Kelenjar ini dipersiapkan sebagai makan- an bayi yang akan lahir.

Sekali lagi, semua kecanggih- an dan kepekaan semua bagian ini, serta bagaimana hormon yang satu mempengaruhi hormon yang lain tidak mungkin dapat dijelaskan oleh teori kebetulan. Semua ini adalah keteraturan dan kesempurnaan sistem yang diciptakan Allah.

Tahap ini berlangsung selama 12-14 hari. Jika tidak terjadi pembuahan, badan kuning (corpus luteum) ini akan rusak, dan produksi hormon estrogen dan progesteron pun terhenti. Hal ini berada di bawah kendali pituitary. Kemudian pituitary kembali memproduksi hormon LH dan FSH untuk membantu perkembangan ukuran folikel. Akan tetapi pertumbuhan ini terbatas, karena ketiadaan hormon estrogen dan progesteron dalam rahim menjadi faktor dimulainya tahap baru yaitu tahap menstruasi.

Dan Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan : "Jadilah, lalu terjadilah" dan di tangan- Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala di tiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
(Al-An'am, 6:73).

4. Tahap Menstruasi:Tahap pengeluaran sel telur yang tidak dibuahi dari dalam rahim disebut menstruasi. Karena pembuahan tidak terjadi, maka dinding rahim yang sebelumnya siap menyambut janin menjadi mengeras, dan mengalami kematian jaringan. Kemudian terjadilah peluruhan yang disertai perdarahan dan rontoknya dinding rahim paling dalam. Akhirnya keluarlah sel telur dari dalam tubuh. Setelah tahap ini, tubuh kembali akan mempersiapkan diri melakukan siklus ini dari tahap pertama.

Sikus ini terjadi terus menerus pada seluruh wanita dalam umur tertentu, mulai dari produksi sel telur setiap bulan, produksi hormon, dan kesiapan sel telur untuk dibuahi. Hanya saja persiapan tahap akhir ini tergantung pada terjadinya pembuahan atau tidak.

Persiapan Sebelum Proses Pembuahan

sperm
Sperma-sperma yang bergerak dalam cairan mukus

Jarak antara sel telur dengan sel sperma yang baru memasuki tubuh calon ibu adalah 20-25 cm, berarti kira-kira 3000 kali ukuran sperma itu sendiri. Ini adalah jarak yang sangat jauh bagi sperma, oleh karena itu ia membutuhkan bantuan serius untuk menempuhnya.

Kita dapat melihat persiapan-persiapan yang telah dilakukan baik oleh tubuh laki-laki maupun tubuh perempuan sebelum sperma dan sel telur bertemu. Sebagian besar persiapan ini adalah untuk memudahkan sperma dalam perjalanannya. Misalnya, terjadinya kontraksi rahim dan tuba fallopii secara unik yang hanya terjadi saat sperma memasuki rahim. Hal ini akan memudahkan sperma menuju sel telur. Gerakan rahim ini disebabkan oleh zat yang disebut prostaglandin yang terdapat pada air mani tempat sperma berenang. Meskipun belum pernah mengenal rahim sebelumnya, sperma mengetahui apa yang harus dilakukannya dan mampu menguasai keadaan sehingga memudahkan gerak sperma itu sendiri.16

sperm
Sperma mempunyai struktur yang kuat sehingga mampu melakukan perjalanan panjang dan sulit di dalam tubuh ibu. Akan tetapi seperti terlihat pada gambar di samping terdapat juga sel-sel sperma yang rusak. Sel-sel rusak tersebut di dalam tubuh ibu akan tersisihkan dan hanya sel sperma sehat yang mampu mencapai sel telur. Dengan demikian sel telur selalu dibuahi oleh sel sperma yang sehat.

Tidak hanya itu, beberapa saluran yang ada dalam rahim mulai membesar pada tahap ini. Di bawah pengaruh hormon estrogen, mukosa rahim meningkatkan produksi sodium klorida yang ada di dalamnya sehingga menjadi lentur dan lebih lembut. Bila dilihat secara makro, mukosa akan menyerupai lorong yang panjang dan lurus. Ini adalah seleksi pertama terhadap sperma. Sperma yang tidak sanggup meneruskan perjalanannya, sperma yang tidak laik membuahi sel telur tentu akan gugur di sini.

Seperti telah dijelaskan semua gerakan di rahim maupun ovarium bertujuan untuk memudahkan sperma mencapai sel telur. Namun setelah pembuahan terjadi, dinding yang mengelilingi sel telur akan melakukan aktivitas sebaliknya, yakni warnanya akan menjadi kehitaman dan menebal sehingga sperma tidak bisa masuk lagi ke dalam.

Bagaimana semua sel yang terlibat dalam proses ini mengetahui tugasnya masing masing, dan mengetahui kebutuhan sel lain dari tubuh yang berbeda? Bagaimana kesesuaian dan keharmonisan ini terjadi? Ini membuktikan kembali bahwa ada program dan rencana yang dijalankan oleh Allah, Penguasa alam semesta. Semua ini sepatutnya membuat kita tunduk berserah diri kepada-Nya.

And in your creation and all the creatures He has spread about, there are Signs for true believers. (Qur'an, 45: 4)

Kerja Cerdas Tuba Fallopii

Seperti yang telah disebutkan bahwa tatkala sel telur yang telah matang di ovarium terlepas, tuba fallopii langsung menyambutnya. Jika tidak, sel telur akan jatuh ke rongga perut dan berada di antara organ tubuh yang lain dan tidak akan terjadi pembuahan.

Tuba fallopii adalah tempat pertemuan sperma dengan sel telur. Untuk tugas ini tuba faloppi melakukan dua gerakan: pertama, menyambut sel telur yang matang dari ovarium dan mengantarkannya ke tempat pertemuannya dengan sperma, kedua, menerima sperma dari mulut rahim dan mengantarkannya ke tempat pertemuannya dengan sel telur.

Tuba fallopii yang berada di samping setiap ovarium ini memiliki panjang 10- 20 cm. Ia menangkap semua telur yang dikeluarkan oleh ovarium. Ia dilengkapi dengan fimbriae yang memiliki filamen yang bentuknya menyerupai tangan. Tangan-tangan ini mengelilingi ovarium. Ia bergerak bersamaan dengan dilepasnya sel telur. Semakin dekat dengan waktu kematangan sel telur, tangan-tangan ini semakin terbuka seperti tangan-tangan gurita yang tengah bersiap menangkap sel telur. Bagian dalam tuba fallopii memiliki jutaan rambut getar yang bergerak ke arah yang sama yaitu mengantarkan sel telur menuju tempat pertemuannya dengan sperma.17

Setelah menangkap sel telur yang dilepaskan ovarium, sel-sel di tuba fallopii akan menjadi lebih lembut agar memudahkan sperma bergerak maju menemui sel telur.

Ketepatan waktu bagi kedua gerakan tuba fallopii ini menjadi sangat penting, karena sperma dan telur memiliki umur tertentu untuk dapat hidup. Jadi sebelum waktunya habis pembuahan harus benar-benar terjadi. Sel telur hanya memiliki waktu pa- ling lama 24 jam untuk dapat dibuahi. Timbul pertanyaan, bagaimana tuba fallopii dapat mem- perhitungkan semua ini? Seperti juga lainnya ia hanya melaksanakan perintah dan menja- lankan program yang dibuat untuk- nya. Allah, Dialah Pengatur segala sesuatu.

1- Lennart Nilsson, A Child is Born, Delacorte Press, NY, 1977, p. 22

fallopian tubes

1. Sekitar 100 buah sperma yang dapat mencapai sel telur
2. Sel telur
3. Tuba fallopi
4. Zigot 2 sel pada jam ke 36
5. Zigot 8 sel pada hari ke 3

6. Zigot 64 sel pada hari ke 4
7. Rahim
8. Indung telur
9. Penempelan pada dinding rahim
10. membentuk blastosit pada hari ke 5-6

follicle_ovule ovule_cell

Sel folikel yang telah matang keluar dari indung telur

Sel telur yang sedang bergerak

fallopian_tubes_ovule fallopian_tubes_ovule

Tuba fallopii bersiap untuk menangkap telur

Tuba fallopii ketika menangkap telur

sperm and ovule cell

Sesl telur di dalam tuba fallopii /
ing berjalannya waktu yang sudah diperhitungkan, sel telur yang terlepas dari indung telur ditangkap oleh tuba fallopii. Di tuba fallopii terdapat berjuta- juta rambut getar yang dirancang khusus bersama sel folikel. Rambut-rambut ini bergerak mengantarkan sperma ke sel telur. Perhitungan waktu ini amat penting, karena struktur bangun sel-sel reproduksi memiliki umur yang terbatas, sperma dan sel telur akan mati setelah masa tertentu. Di sini tuba fallopii benar-benar mengetahui umur sperma dan sel telur dengan tepat. Mustahil semua sel-sel ini bekerja sama dan menentukan waktu dengan kecerdasannya sendiri. Semua sel dan sistem yang ada di otak bekerja dengan ilham dari Allah.

Sebuah sel telur yang dikelilingi oleh sperma-sperma

Your god is God alone, there is no god but Him.
He encompasses all things in His knowledge.
(Qur'an, 20: 98)

Bertemunya sperma dengan sel telur

1. Oosit primer dibelah
2. Badan kutub primer
3. Badan kutub setelah terjadi pembelahan kedua
4. Folikel primer
5. Proses pembelahan meiosis pertama
6. Oosit skunder
7. Pelepasan telur
8. Oosit skunder masuk ke tuba fallopi
9. Sperma
10. Saluran rahim
11. Inti sperma
12. Oosit yang di buahi dirubah
13. Proses pembelahan meiosis kedua
14. Struktur badan kutub
15. Setelah terjadi pembuahan oosit berkembang. Inti sperma dan telur zigot bersatu dan mulai membentuk zigot.
16. Strukturnya telur
17. Zigot
18. Zigot yang berubah menjadi fetus

being inseminated

Pada skema diatas terlihat proses pembentukan sel telur sampai proses pembuahannya oleh sperma.

Sperma yang telah sampai di tuba fallopii untuk bersatu dengan sel telur harus melewati sel-sel yang disebut granulosa. Jaringan di sekeliling sel telur bertugas mengikat sel-sel akrosome. Sel-sel ini mengandung protein dan asam hyaluronidat.

Seperti telah kita ketahui sperma memiliki akrosome pada bagian kepala yang mengandung enzim hyaluronidase dan proteolitik. Enzim hyaluronidase bekerja menghancurkan asam hyaloronidat yang ada pada sel-sel yang mengelilingi sel telur. Sedangkan enzim proteolitik bekerja menghancur- kan protein-protein yang mengelilingi sel telur. Kedua enzim ini berperan memudahkan bersatunya sperma dengan sel telur.18

Bagimana mungkin sel sperma dapat mengetahui karakteristik sel telur sehingga ia menyiapkan kedua enzim tersebut di tempat yang paling tepat? Mustahil sperma dapat mengetahui bahwa enzim hyluronidaselah yang dapat mengurai asam hyaluronidat, sebab sperma belum pernah mengenal susunan kimiawi- nya. Jika Anda bertanya kepada seseorang yang tidak pernah belajar kimia atau ilmu kedokteran tentang nama enzim yang dapat mengurai asam hyaluronidat atau susunan kimianya, pasti ia tidak mampu menjawabnya.

Tetapi sel sperma mampu melakukan hal yang tidak dapat dikerjakan manusia. Tentunya pendapat yang mengatakan bahwa sperma melakukan itu dengan sendirinya adalah bertentangan dengan akal dan logika. Sebaliknya, enzim dalam sperma yang mampu menembus sel telur ini adalah salah satu bukti penciptaan, karena kerteraturan seperti ini tak mungkin terjadi secara kebetulan.

The Egg’s Journey in the Fallopian Tube

Setelah telur masak, sebelum dikeluarkan dari indung telur, organ yang bernama tuba fallopii mulai melakukan persiapan untuk menangkap telur tersebut. Dengan gerakan halus, ia berusaha menemukan sel telur yang berada di atas indung telur.(1-2) Agar dapat dibuahi, telur yang sudah matang harus masuk ke dalam. Pada akhirnya tuba fallopii menemukan sel telur tersebut dan menariknya ke dalam. Dan perjalanan telur pun dimulai dari sini.(3) Agar dapat dibuahi dan mencapai rahim, telur harus melalui perjalanan panjang. Miliaran sel yang ada pada tuba fallopii bertugas membantu telur mencapai rahim. Pada permukaan luar sel terdapat silia atau rambut-rambut getar yang bergerak searah. Rambut-rambut ini bekerja sama mendorong sel telur ke tempat yang harus ditujunya. Sel telur bertemu dengan sperma.(4) Akan tetapi hanya satu sperma yang mampu menembus sel telur.(5) Telur yang telah dibuahi, dengan bantuan bulu-bulu getar pada tuba fallopii berhasil mencapai rahim.(6) Setiap tugas yang dipikul oleh sel, dilaksanakannya dengan sempurna. Ini semua terjadi karena perintah Allah.

Sperma melanjutkan perjalanannya

Ketika berhasil mencapai lapisan luar sel telur, lapisan luar sperma akan berikatan dengan protein khusus. Di sinilah lapisan akrosome mulai melebur. Pada saat yang sama selaput sel telur mulai mengeluarkan zat fertisilin yang berfungsi menarik sperma ke dalam. Zat ini meningkatkan kemampuan gerak sperma dan daya reaksinya dengan selaput telur. Setelah menyentuh selaput telur, sperma akan mengeluarkan anti fertisilin untuk menghentikkan kerja fertisilin. Dengan demikian ia telah mencegah sperma lain untuk bertemu dengan sel telur.

Pada gambar di atas terlihat sebuah sel telur yang dikelilingi sperma. Pada gambar di sebelah kanan terlihat macam-macam sel sperma. Sperma mempunyai kekhususan yang berpengaruh terhadap struktur sel telur. Salah satu keistimewaannya adalah adanya enzim-enzim yang mampu melubangi sistem perlindungan sel telur sehingga sperma dapat masuk ke dalamnya. Ini merupakan bukti penciptaan yang luar biasa. Sperma dan seluruh keistimewaannya diciptakan oleh Allah dalam waktu sekejap.

egg cell and sperm

Dua detik setelah masuknya sel sperma ke dalam sel telur, selaput luar sel telur ini akan memperbarui diri, sehingga tidak mungkin lagi sperma lain dapat masuk. Dalam penelitian terungkap, bahwa jika selaput ini diangkat, sejumlah sperma lain akan masuk ke dalamnya. Untuk itu proses pembentukan kembali selaput ini harus berlangsung sedemikian cepat. Sel telur ini dapat diumpamakan seperti bangunan yang diawasi sangat ketat karena selaput luarnya bertugas menjaga keamanan dan menjaga informasi penting yang dikelilinginya sehingga tak satu pun yang dapat masuk kecuali dengan izinnya.

Pada saat sperma dengan selaput sel telur bersentuhan, akan terlihat titik temu yang menonjol. Kemudian kepala sperma akan masuk menerobos lapisan luar sel telur. Setelah 30 menit, sperma dan sel telur telah benar-benar menyatu. Pada akhir proses ini sperma akan memindahkan informasi –informasi genetik yang dibawanya ke sel telur.13

Di sini ada hal penting yang perlu dicatat: ada 300 hormon yang diproduksi oleh sel sperma dan sel telur yang terlibat dalam penyatuan ini. Semua sel telur dari setiap spesies makhluk hidup akan memproduksi fertilisin yang khusus hanya untuknya. Tujuan dihasilkannya zat ini adalah untuk menghalangi sperma spesies lain masuk ke dalam sel telurnya. Proses yang sama terjadi pada kucing, atau kuda, demikian pula manusia. Hal ini dilakukan untuk menjaga spesies dari polusi atau kontaminasi keturunan.14

Selain itu, ada enzim lain yang memainkan peran energi listrik pada proses pembuahan sperma dan sel telur. Sel telur selalu membawa muatan negatif, sedangkan sperma membawa muatan positif, sehingga semua sperma akan tertarik kepada sel telur. Namun, ketika salah satu sperma telah membuahinya, secara otomatis muatan sel telur berubah menjadi positif, dan sel sperma lain yang memang bermuatan positif pun tentu akan menjauh.

Tahap akhir pembuahan

Tatkala sperma masuk ke dalam sel telur, ekornya akan terputus dan tertinggal di luar. Persis seperti roket bahan bakar dari pesawat ulang-alik luar angkasa kembali ke bumi setelah menyelesaikan tugasnya. Ia meninggalkan dan melepaskan tabung bahan bakarnya. Karena tabung bahan bakar ini tidak lagi berfungsi, maka ia harus dilepaskan pada saatnya yang tepat. Demikian pula ekor sperma, setelah ia menunaikan tugasnya sebagai penggerak sperma, ia dilepaskan saat sperma memasuki sel telur.

Kalau kita memperhatikan proses pembuahan ini, kita akan dapati sistem yang diperhitungkan dengan sangat cermat. Cairan yang ada di sekeliling sel telur bertugas melarutkan tameng pada sperma secara berangsur-angsur. Pada saat seperti ini berarti sperma sudah dekat dengan sel telur. Ketika tameng itu benar-benar hilang, keluarlah enzim –enzim dari sperma yang melarutkan selaput luar sel telur agar sperma dapat masuk. Lalu muatan listrik pada sel telur akan menjadi positif sehingga menolak sperma-sperma lain.

sperm and ovule cell

Sel-sel sperma mencapai sel telur, akan tetapi hanya satu yang dapat menembus masuk ke dalam sel telur.

(1) Bersamaan dengan masuknya sperma terjadilah perubahan-perubahan pada sel telur yang mengakibatkan sel telur tertutup bagi sel-sel sperma lain.

(2-3) Pada tahap akhir, sperma melepaskan ekornya sehingga tidak ikut masuk ke dalam sel telur.

(4) Proses pembuahan pun akhirnya selesai.

Jika sistem terpadu ini tidak diciptakan dan dijaga dengan cermat, tidak mungkin akan terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur.

Jika tidak ada cair- an yang dihasilkan oleh sel telur dan tidak ada yang menunjuki- nya ke jalan yang tepat, mustahil bagi sperma - dengan jarak yang sangat jauh bagi- nya - untuk sampai kepada sel telur.

Kalau tidak ada tameng kepala yang melindungi sperma, ia akan larut dalam cairan sebelum mencapai sel telur.

Kalau saja muatan listrik antara sperma dan sel telur sama, maka keduanya pasti akan saling tolak-menolak dan pertemuan di antara keduanya mustahil dapat terjadi.

Sperma melepaskan ekornya ketika memasuki sel telur. Pada gambar-gambar di atas terlihat tahap-tahap pelepasan bagian ekor dari sperma yang berhasil masuk ke dalam sel telur. Proses ini sangat penting, sebab ekor sperma yang selalu bergerak akan dapat merusak bagian dalam telur. Pelepasan ekor sperma mirip dengan proses pelepasan tangki bahan bakar atau mesin pendorong dari roket atau pesawat luar angkasa setelah melewati atmosfir karena sudah tidak diperlukan lagi. Pemilihan waktu yang tepat untuk melepaskan ekor agar tidak merusak sel telur merupakan perencanaan pergerakan yang sangat cerdas oleh sperma. Yang memberi kemampuan untuk melakukan semua ini pada sperma, dan yang menciptakan sperma serta sel telur adalah Allah.

sperm

Lebih dari itu sitem yang terpadu ini tidak hanya terjadi sekali, namun bermiliar-miliar kali sejak manusia pertama hingga kini. Satu halaman saja atau satu tahap saja dari sekian banyak tahap proses menakjubkan ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa ia bukanlah sebuah kebetulan. Tidak ada penjelasan lain untuk ini kecuali penciptaan:

"Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkannya) kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi, dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Ar-Rum, 30: 27)

sperm

The Protector Armour of Sperm

Pada kepala sperma terdapat satu lapisan pelindung.

(1-2) Di bawah lapisan ini terdapat lapisan pelindung kedua dan di bawahnya lagi terdapat inti sel sperma.

(3-4) Lapisan pelindung ini melindungi muatan inti yang sangat berharga, yaitu gen dari zat-zat berbahaya yang ada di sekitarnya. Lapisan pelindung ini mempunyai struktur yang sangat kuat akan tetapi mudah mengelupas saat dibutuhkan.

(5) Contohnya, ketika membuahi sel telur, lapisan pelindung ini akan membuka dan mengeluarkan enzim-enzim penghancur.

(6) Penempatan struktur yang hebat pada sel mikroskopis ini merupakan salah satu contoh penciptaan Allah yang sangat sempurna.

Penentuan Jenis Kelamin Anak

womb_baby
chromosome

Jenis kelamin bayi yang akan lahir tergantung pada kromosom laki-laki yang akan bersatu dengan sel telur wanita. 2 dari 23 pasang (atau 46) kromosom yang ada dalam tubuh manusia merupakan kromosom kelamin. 2 kromosom ini pada laki-laki dikenal dengan XY, sedangkan pada wanita XX. Kromosom Y mengandung gen kelaki-lakian dan X kewanitaan. Pembentukan manusia dimulai dengan bersatunya kromosom laki- laki dan perempuan. (samping) Kromosom X yang terdapat pada wanita jika bersatu dengan sperma yang mengandung kromosom X maka bayi yang akan lahir adalah perempuan, tetapi jika bersatu dengan sperma yang mengandung kromosom Y maka bayi laki-lakilah yang akan lahir.

A. Kromosom kelamin ayah
B. Penentuan jenis kelamin

1. Kromosom kelamin ayah
2. Kromosom kelamin i bu
3. Meiosis

4. Sel sperma
5. Sel telur
6. Kemungkinan fenotip zigot
7. Kemungkinan fenotip anak
8. Perempuan
9. Laki-laki

Sampai beberapa waktu lalu, banyak orang yang meyakini bahwa sel-sel ibulah yang menentukan jenis kelamin janin, atau pa- ling tidak menganggap bahwa sel-sel ayah melakukan kerjasama dengan sel- sel ibu untuk menentukannya. Akan tetapi Al Qur'an sejak lebih dari 14 abad yang lalu telah memberikan informasi yang berbeda: jenis kelamin laki-laki atau perempuan ditentukan oleh mani yang dipancarkan ke dalam rahim.

"Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan: laki-laki dan perempuan dari air mani apabila dipancarkan." (Q.S. An-Najm, 53: 45-46)

Kebenaran informasi Al Qur'an ini terbukti secara ilmiah setelah tercapainya kemajuan embriologi dan mikrobiologi. Tenyata jenis kelamin ditentukan oleh sel sperma laki-laki, sedangkan sel telur tidak berperan apa pun di sini. Di antara 46 kromosom, ada 2 kromosom yang menentukan jenis kelamin. Dua kromosom ini pada laki-laki dilambangkan dengan (XY) dan pada perempuan dengan (XX). Kromosom Y membawa gen laki-laki, sedangkan X membawa gen perempuan. Awal terbentuknya manusia ditandai dengan bertemunya dua kromosom ini.

Pada perempuan sel akan membelah menjadi dua sel yang sejenis ketika terjadi ovulasi, keduanya membawa kode X. Sedangkan pembelah-an pada laki-laki menghasilkan 2 jenis yang berbeda: X dan Y. Jika kromosom dari perempuan (X) bertemu dengan kromosom laki-laki yang berjenis X maka jenis kelamin bayi adalah perempuan, tetapi jika bertemu dengan kromosom berjenis Y maka sang anak akan berjenis kelamin laki-laki.

Artinya, jenis kelamin anak tergantung jenis sperma yang membuahi sel telur. Informasi ini tidak diketahui kecuali setelah embriologi mengalami kemajuan pada abad ke-20. Sedangkan keyakinan yang tersebar luas di berbagai belahan bumi adalah bahwa perempuanlah yang menentukan jenis kelamin bayi, sehingga seringkali mereka dicela jika melahirkan anak dengan jenis kelamin yang tidak diinginkan.

Akan tetapi Al Qur'an sejak lebih dari 14 abad yang lalu telah memberikan informasi yang membantah anggapan keliru ini dan mengatakan bahwa spermalah yang berperan menentukan jenis kelamin. Inilah salah salah satu keajaiban ilmiah Al Qur'an, firman Allah yang Maha Benar.

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang memiliki pikiran mendapat pelajaran." (Q.S. Shad, 38: 29)

Catatan Kaki

13. Guyton&Hall, Human Physiology and Mechanisms of Disease, 6th ed., 1997, p. 659

14. Laurence Pernoud, J’attends un enfant, Pierre Horay, Paris, 1995, p.107

15. Prof. Dr. Ahmet Noyan, Ya_amda ve Hekimlikte Fizyoloji, Ankara, Mar 1998, 10th ed., p. 1119

16. Guyton&Hall, Tibbi Fizyoloji, Nobel T1p Kitabevleri, Istanbul, 1996, 9th ed., p. 1006

17. Lennart Nilsson, A Child is Born, Delacorte Press, NY, 1977, p. 22

18. Guyton&Hall, Tibbi Fizyoloji, Nobel T1p Kitabevleri, Istanbul, 1996, 9th ed., p. 1005

19. Guyton&Hall, Tibbi Fizyoloji, Nobel T1p Kitabevleri, Istanbul, 1996, 9th ed., p. 1007

20. Solomon, Berg, Martin, Villee, Biology, Saunders College Publishing, USA 1993, p. 1056