''Allahlah yang menjadikan bumi bagi Kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk Kamu lalu membaguskan rupamu, serta memberi kamu rezeki dari yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu. Maha Agung Allah Tuhan Semesta Alam." 6 Keajaiban Penciptaan Manusia'' |
Tubuh manusia bagaikan mesin yang mempunyai struktur paling kompleks di muka bumi ini. Mesin kompleks ini dapat dipergunakan untuk melihat, mendengar, bernafas, berjalan, berlari cepat, dan menikmati kelezatan rasa sepanjang hayat. Ia memiliki sistem dan pengorganisa- sian yang sangat rumit. Hal ini bisa dilihat pada susunan anatomi dan aktivitas tulang, otot, pembuluh darah, dan seluruh organ yang ada dalam tubuh. Bila kita perhatikan lebih dalam sistem dan pengorganisasian dalam tubuh kita, maka kita akan selalu menemukan berbagai hal menakjubkan. Bayangkan tubuh kita yang terdiri dari bagian-bagian berbeda tersebut ternyata terbentuk dari bagian terkecil yang sama yaitu sel.
Tubuh kita terdiri atas sel-sel berukuran hampir 1/1000 mm3 (seperseribu milimeter kubik). Dari kumpulan sel tersebut akan terbentuk tulang, syaraf, hati, bagian dalam lambung, kulit, dan lapisan-lapisan lensa mata kita. Masing- masing sel ini memiliki sifat dan karakter khusus dan penting. Baik dalam hal bentuk, ukuran, maupun jumlahnya.
Bagaimana dan kapan sel-sel ini hadir dalam kehidupan kita? Jawaban pertanyaan ini akan menggiring kita menuju dunia penuh keajaiban di setiap detiknya. Ternyata sel-sel tubuh kita yang jumlahnya mencapai 100 triliun ini berkembang dan berawal hanya dari satu sel saja. Sel ini memiliki sifat dan karakter sama dengan sel-sel tubuh kita yang lainnya ini adalah hasil peleburan antara sel telur ibu dengan sel sperma ayah.
Allah swt telah menyebutkan di dalam Al Qur'an bahwa pada keajaiban penciptaan langit dan bumi, serta makhluk hidup ciptaan-Nya terdapat banyak bukti tentang wujud dan keagungan-Nya. Diantara bukti terpenting tentang wujud dan kebesaran-Nya ialah keajaiban penciptaan manusia itu sendiri.
Sangat banyak ayat-ayat Al Qur'an yang mengarahkan manusia untuk berpikir dan merenungkan penciptaan dirinya. Bagaimana ia ada dan diciptakan, juga menginformasikan tahap-tahap penciptaan itu dengan rinci, diantaranya firman Allah swt:
Kami telah menciptakan Kamu, maka mengapa Kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)? Maka terangkanlah kepada (Kami) tentang (air mani) yang Kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau kamikah sebagai penciptanya? (Q.S. Al Waaqi'ah 56: 57-59).
Ternyata awal kehidupan dari tubuh manusia yang terdiri dari 60-70 kg daging dan tulang ini, hanyalah berasal dari setetes air. Proses perkembangan tubuh manusia ini berlangsung sangat kompleks, di mana akhirnya tubuh tersebut memiliki akal, pendengaran, penglihatan, dan lain-lain. Ini adalah fenomena yang mence- ngangkan dan luar biasa. Tak diragukan lagibahwa perubahan dan perkembangan seperti itu mustahil terjadi begitu saja sebagai hasil sebuah proses kebetulan. Lebih tepat ia merupakan proses penciptaan yang terencana dan sangat sempurna.
Buku ini akan menjelaskan keajaiban penciptaan manusia secara rinci. Sebuah keajaiban yang terus berlangsung dan berulang, serta dialami oleh setiap manusia di bumi ini. Penting untuk dijelaskan bahwa penjelasan dalam buku ini hanyalah bagian kecil dari seluruh keajaiban penciptaan manusia. Namun hal ini cukup bagi manusia untuk mengetahui bahwa di sana ada kekuasaan Allah yang tak terbatas dan ilmu-Nya yang tak terhingga yang meliputi seluruh alam semesta, agar manusia selalu ingat bahwa Dialah sebaik-baik pencipta.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. Al Mu'minuun 23: 12-14)