Amri kemudian bertanya, “Pak Berang, kalian kan membangun bendungan untuk membuat sarang. Aku tidak melihat ada sarang di sekitar sini. Aku hanya melihat potongan-potongan pohon. Di mana kalian membuat sarang kalian?”
Kalian pasti bertanya-tanya, ''Untuk apa tumpukan kayu dalam air ini?'' Ini adalah bagian dari sarang berang-berang yang berada di atas air. |
Pak Berang menjawab, “Kamu benar. Kamu akan sulit melihat sarang kami dari luar. Kami sengaja menyembunyikannya agar lebih aman. Ketika kami membangun bendungan kami membuat sarang kami di bagian pinggir waduk dekat dengan tepi sungai. Kalau di lihat dari atas memang seperti tumpukan kayu saja. Tetapi jangan tertipu karena kami membangun bagian dalamnya dengan baik. Keamanan menjadi perhatian khusus kami. Karena itu, pintu masuk ke sarang hanya dapat ditempuh dari dalam air. Jadi, tidak sembarangan yang bisa masuk. Untuk masuk ke dalam sarang harus melewati lorong yang tidak diketahui siapa pun kecuali kami.”
“Wah, pintar sekali. Sarangmu seolah-olah benteng yang dikelilingi parit sehingga sulit diterobos.”
Pak Berang melanjutkan,” Setelah melewati lorong itu, akan ada sebuah ruangan yang kami bangun di atas permukaan air. Kami sekeluarga tinggal di ruangan itu. Kadang kala kami membuat sarang kami dengan dua lantai. Ada ruang depan dan ruang tamu di lantai pertama sementara ruang makan dan ruang tidur di lantai kedua. Ada dua pintu masuk yang berada di dalam air di samping lubang angin di bagian atas. Dengan bentuk seperti itu kami merasa nyaman di dalamnya serta terlindung dari bahaya dari luar.”
“Ck,ck,ck... sungguh luar biasa! Sungguh tidak terduga, dari luar benar-benar seperti tumpukan kayu. Penyamaran yang cerdas. Saya masih punya satu pertanyaan lagi. Berapa tinggi bendungan ini?” tanya Amri.
“Kadang-kadang ada yang membuat dengan ketinggian hingga 3 sampai 4 meter. Sebetulnya tidak perlu setinggi itu untuk membuat sarang. Namun di musim dingin air di waduk kami akan membeku menjadi es. Kalau kurang dalam air akan membeku semua hingga ke dasarnya. Tentu saja kalau itu yang terjadi kami tidak bisa bergerak di dalam air. Karena itulah kami membangun bendungan hingga ke dasar sungai agar ketika bagian atas waduk membeku masih ada tempat yang cukup terisi air bagi kami untuk bertahan hidup, “jelas pak Berang.
Kakaknya Amri menambahkan, “Pak dan Bu Berang tahu betul apa yang mereka kerjakan. Kita tidak pernah berpikir untuk membangun sarang di atas waduk seperti itu. Sementara itu, teman-teman kita ini telah menemukan cara mereka untuk mengatasi setiap kemungkinan yang terjadi di kemudian hari. Tentunya Allah-lah yang telah mengatur ini semua dengan memberi mereka keahlian dan pengetahuan.”
Amri tiba-tiba ingat tentang kakaknya. Kakak Amri adalah seorang insinyur. Ia harus belajar bertahun-tahun di perguruan tinggi untuk menjadi insinyur.
Berang-berang menyusuri lorong untuk memasuki sarang. Hanya mereka yang tahu lorong ini. Berang-berang sangat cerdas. Ketika sarang mereka rusak, mereka segera tahu dan memperbaikinya. Persiapan menghadapi musim dingin adalah contoh kecerdasan lain dari berang-berang. Ketika sarang tertulup salju atau air waduk membeku, berang-berang hidup nyaman di dalam sarang berkat persiapan yang telah mereka buat sebelumnya. |
Suatu hari Amri masuk ke kamar kakaknya dan melihat pekerjaan rumahnya. Pada waktu itu Amri mengira bahwa tugas kakaknya hanya menggambar gedung, jembatan, dan semacamanya. Tapi ternyata apa yang dilakukan kakaknya sungguh mengejutkan dan tidak dapat ia mengerti. Sepertinya kakaknya harus mengeluarkan usaha keras untuk itu. Dilihatnya begitu banyak garis dan angka yang terdapat dalam kertas-kertas dan buku-buku kakaknya. Amri tidak paham untuk apa semua itu dan apa gunanya. Keheranannya semakin bertambah ketika kakaknya mengatakan bahwa pada akhirnya garis-garis dan angka-angka tadi akan menjadi sebuah gedung.
Ternyata pekerjaan seorang ahli bangunan sangat rumit. Apalagi kata kakaknya bahwa apa yang ia lakukan hanyalah sebagian saja dari proyek pembuatan bangunan. Pada bagian lain akan ada para pekerja bangunan yang memilih dan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proyek tersebut.
“Hebat sekali! Sarang yang kalian bangun seolah-olah sebuah proyek yang dirancang oleh kakakku. Kalian telah memperhitungkan dengan baik setiap pembangunan sarang. Aku ingat bagaimana kakakku bekerja hingga larut malam untuk menyelesaikan perhitungan-perhitungan sulit semacam itu, “ jelas Amri.
Kakak Amri menjawab, “Kamu benar Amri. Teman-teman kita, berang-berang ini, tidak hanya menyelesaikan pekerjaan rumit para insinyur seperti yang kakak lakukan tetapi juga pekerjaan para pekerja bangunan. Ini semua adalah bukti akan besarnya nikmat yang Allah berikan kepada mereka berupa keahlian membuat bendungan.
Eh... Amri kita harus kembali ke kemah. Terima kasih atas segalanya. Amri telah mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya. Sekarang kita harus berpisah.”
“Aku ingin berterima kasih juga. Senang sekali berbincang-bincang dengan kalian. Sebenarnya aku masih belum ingin berpisah dengan kalian. Kalau tidak keberatan aku akan mengunjungi kalian selama kami masih berkemah di sekitar sini.”kata Amri.
“Tentu saja kamu boleh kemari setiap saat. Kamu nanti juga bisa melihat hasil pekerjaan kami. Sampai jumpa Amri, “sahut pak Berang.
"Sampai ketemu lagi...," kata bu Berang.
Amri benar-benar kagum dengan pekerjaan berang-berang. Semua pertanyaannya kini sudah terjawab. Ia ingin segera kembali ke kemah dan menceritakan apa yang baru saja ia alami dan pelajari.