Bab 1. Dari Ordo Templar ke Mesir Kuno

Pejuang Salib

Umumnya ahli sejarah beranggapan bahwa Free-masonry berawal mula dari Perang Salib. Meski-pun Masonry baru terbentuk dan diakui secara res-mi di Inggris pada awal abad ke-18, sebenarnya organisasi tersebut mengakar jauh hingga ke Perang Salib di abad ke-12. Di pusat kisah yang umum dikenal ini terdapat suatu ordo tentara salib yang dinamakan Ksatria Templar atau para Templar.

Enam tahun sebelum buku ini, buku kami yang ber-judul New Masonic Order (Ordo Masonik Baru), mengkaji se-jarah para Templar dengan amat terperinci. Jadi, kali ini ha-nya akan diberikan ikhtisarnya. Sebab, begitu kita meng-analisis akar dari Masonry, dan pengaruhnya pada dunia, kita menemukan arti dari “Freemasonry Global”.

Betapapun banyaknya yang bersikeras bahwa Perang Salib adalah ekspedisi militer yang dilakukan atas nama iman Kristiani, pada dasarnya keuntungan materilah yang menjadi tujuannya. Pada periode Eropa dilanda kemiskinan dan kesengsaraan yang berat, kemakmuran dan kekayaan bangsa Timur, terutama bangsa Muslim di Timur Tengah, menarik perhatian bangsa Eropa. Walaupun menggunakan wajah agama, dan dihiasi dengan simbol-simbol Kristiani, gagasan Perang Salib sebenarnya lahir dari hasrat akan keuntungan duniawi. Inilah yang menyebabkan perubahan tiba-tiba dari kebijakan cinta damai sebelumnya di kalangan Kristen Eropa pada periode awal sejarah mereka, kepada agresi militer.

Pope Urban II

Akar Masonry dapat ditelusuri hingga ke Perang Salib melawan Muslim yang dimulai oleh Paus Urban II.

Pengagas Perang Salib adalah Paus Urban II. Pada tahun 1095, ia menyelenggarakan Konsili Clermont, di mana doktrin Kristen sebelumnya yang cinta damai ditinggalkan. Perang suci diserukan, dengan tujuan untuk merebut tanah suci dari tangan bangsa Muslim. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan konsili, dibentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari para tentara, dan puluhan ribu rakyat biasa.

Para ahli sejarah percaya bahwa upaya Urban II di-dorong oleh keinginannya untuk merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan. Sedangkan di balik sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran, dan bangsawan Eropa atas seruan Paus, tujuan mereka pada dasarnya bersifat keduniaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Donald Queller dari Universitas Illinois, “Ksatria-ksatria Prancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan per-dagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah.... Sejumlah besar orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari mereka.”1 Sepanjang jalan, massa yang serakah ini membantai banyak orang Muslim, dan bahkan Yahudi, dengan harapan untuk menemukan emas dan permata. Pe-juang-pejuang salib bahkan membelah perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati. Begitu besarnya keserakahan para pejuang salib akan harta, sehingga tanpa sesal mereka merampok kota Kristen Konstantinopel (Istanbul) pada Perang Salib IV, dan melucuti daun-daun emas dari lukisan-lukisan dinding Kristiani di Hagia Sophia.

The Crusaders

Pejuang-pejuang salib membawa malapetaka ke Yerusalem. Lukisan abad pertengahan di atas menggambarkan beberapa adegan mengerikan yang terjadi.

Setelah perjalanan yang panjang dan sulit, serta begitu banyak perampasan dan pembantaian orang-orang Muslim, gerombolan cam-pur aduk yang disebut Pejuang Salib ini mencapai Yerusalem di tahun 1099. Ketika akhirnya kota itu jatuh, setelah pengepungan selama hampir lima minggu, para Pejuang Salib masuk. Mereka melakukan kebuasan hingga tingkatan yang jarang disaksikan dunia. Semua orang Muslim dan Yahudi di kota itu mati di ujung pedang. Dalam narasi seorang ahli sejarah, “Mereka membunuh semua orang Saraken dan Turki yang mereka temukan… baik lelaki maupun wanita.”2 Salah seorang Pejuang Salib, Raymond of Aguiles, menyombongkan keke-jaman ini:

Tampaklah pemandangan yang menakjubkan. Sebagian orang-orang kami (dan ini lebih murah hati) memenggal kepala-kepala musuh; yang lainnya memanah mereka, sehingga berjatuhan dari menara-menara; yang lain lagi menyiksa lebih lama dengan melemparkan mereka ke dalam api. Gundukan kepala, tangan, dan kaki tampak di jalan-jalan kota. Orang harus mencari jalan di antara mayat-mayat manusia dan kuda. Tetapi ini belum apa-apa dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil Sulaiman, tempat kebaktian keagamaan biasanya dinyanyi-kan… di dalam Kuil dan serambi Sulaiman, orang-orang berkuda berkubang darah hingga ke lutut dan tali kekang mereka.3

The Crusaders

Pejuang-pejuang salib menebas semua yang hidup di tanah yang mereka taklukkan.

Selama dua hari, pasukan Pejuang Salib membunuh sekitar 40.000 Muslim dengan cara yang sangat biadab.4 Pejuang salib kemudian menjadikan Yerusalem ibukota mereka, dan membangun Kerajaan Latin yang membentang dari perbatasan Palestina hingga ke Antioch (Antakia).

Selanjutnya, para pejuang salib mulai berupaya untuk memperjuangkan posisinya di Timur Tengah. Untuk mem-pertahankan apa yang telah mereka bangun, mereka perlu mengorganisirnya. Untuk itu mereka membentuk ordo-ordo militer, dalam bentuk yang belum pernah ada sebelum-nya. Anggota ordo-ordo ini datang dari Eropa ke Palestina, dan tinggal di semacam biara, di mana mereka menerima latihan militer untuk memerangi orang Muslim.

Secara khusus, salah satu dari ordo-ordo ini berbeda dengan yang lainnya. Ia mengalami transformasi yang akan memengaruhi jalannya sejarah. Namanya: Ordo Templar.

Ordo Templar

Para Templar, atau lengkapnya, Tentara Miskin Peng-ikut Yesus Kristus dan Kuil Sulaiman, dibentuk pada tahun 1118, dua puluh tahun setelah tentara salib merebut Yeru-salem. Pendiri ordo ini adalah dua ksatria Prancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer. Berawal dari sembilan ang-gota, ordo ini terus berkembang. Nama kuil Sulaiman dipa-kai karena mereka membangun basis di gunung kuil, yakni lokasi reruntuhan kuil tersebut. Di sini pula berdiri Dome of the Rock (Qubah As-Sakhrah) .

Para Templar menyebut dirinya “tentara miskin”, tetapi dalam waktu singkat mereka menjadi sangat makmur. Mereka mengontrol penuh para peziarah Kristen yang ber-datangan dari Eropa ke Palestina, dan menjadi sangat kaya dari uang para peziarah tersebut. Mereka pula yang pertama kali menyelenggarakan sistem cek dan kredit, menyerupai yang ada pada sebuah bank. Menurut penulis Inggris, Michael Baigent dan Richard Leigh, mereka membangun se-macam kapitalisme abad pertengahan, dan merintis jalan menuju perbankan modern dengan transaksi mereka yang berbasis bunga 5

a pagan faith in Christian guise

Ksatria templar mengembangkan kepercayaan pagan dengan kedok Kristiani.

Para Templar inilah yang paling bertanggung jawab atas serangan-serangan pejuang salib dan pembantaian bangsa Muslim. Karena itulah, komandan besar Islam Sa-ladin (Shalahuddin Al Ayyubi), yang mengalahkan pasukan salib pada tahun 1187 pada Pertempuran Hattin, dan kemu-dian membebaskan Yerusalem, menghukum mati para Templar karena pembunuhan yang mereka lakukan, walau-pun sebenarnya ia mengampuni banyak sekali orang Kris-ten. Namun, sekalipun kehilangan Yerusalem dan meng-alami kekalahan besar, para Templar terus bertahan. Dan walaupun bangsa Kristen terus menyusut di Palestina, mereka meningkatkan kekuatan di Eropa dan, pertama di Prancis, kemudian di negara-negara lain, menjadi negara dalam negara.

Tidak diragukan lagi bahwa kekuatan politik mereka menyusahkan raja-raja Eropa. Tetapi ada segi lain dari para Templar yang segera mengganggu kalangan kependetaan: ordo tersebut sedikit demi sedikit telah menyeleweng dari iman Kristen, dan sewaktu di Yerusalem telah mengambil sejumlah doktrin mistik yang asing. Berkembang juga desas-desus bahwa mere-ka menyelenggarakan ritus-ritus aneh untuk memberi bentuk pada doktrin mereka.

Templars fleeing the Church

Ksatria templar yang melarikan diri dari Gereja diberi perlindungan oleh Raja Skot, Robert the Bruce.

Akhirnya, pada tahun 1307, Raja Prancis Philip le Bel memutuskan untuk menangkap anggota-anggota ordo ini. Sebagiannya berhasil melarikan diri tetapi kebanyakan mereka tertangkap. Paus Clement V juga bergabung dalam pembersihan ini. Setelah periode panjang in-terogasi dan pengadilan, banyak anggota Templar mengakui keyakin-an 'bidah' mereka, bahwa mereka menolak iman Kristiani dan meng-hina Yesus dalam misa mereka. Akhirnya, para pemimpin Templar, yang dinamai “Imam Besar (Grand Master)”, mulai dari yang terpen-ting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka dijebloskan ke dalam penjara, dan ordo tersebut tumpas dan secara resmi menghilang.

Segolongan ahli sejarah cenderung melukiskan sidang pengadilan para Templar sebagai konspirasi dari Raja Prancis, dan menggambar-kan para ksatria itu tak bersalah atas segala dakwaan. Tetapi, cara interpretasi ini keliru dalam beberapa segi. Nesta H. Webster, ahli sejarah Inggris terkenal dengan begitu banyak mengetahui sejarah okultisme, menganalisis berbagai aspek ini dalam bukunya, Secret Societies And Subversive Movements. Menurut Webster, kecenderungan untuk mele-paskan para Templar dari bidah yang mereka akui dalam masa penga-dilan tidak tepat. Pertama, selama interogasi, walau secara umum terjadi, tidak semua Templar disiksa:

Lagipula, apakah pengakuan mereka tampak seperti hasil imajinasi murni orang-orang yang disiksa? Tentunya sukar dipercaya bahwa cerita tentang upacara pembaiatan — yang disampaikan dengan rinci oleh orang-orang di berbagai negara, dituturkan dalam kalimat yang berbeda, namun semuanya saling menyerupai — merupakan ka-rangan semata-mata. Jika para korban dipaksa untuk mengarang-ngarang, cerita mereka tentu akan saling bertentangan; segala macam ritus liar dan fantastis diteriakkan dengan penuh kesakitan untuk memenuhi tuntutan interogator mereka. Tetapi sebaliknya, masing-masing tampak seperti mendeskripsikan upacara yang sama, baik lengkap maupun tidak, dengan sentuhan personal si pembicara, dan pada dasarnya semua cerita tersebut cocok.6

The Warriors and the Bankers

Para Pejuang dan Para Bankir: sebuah buku tentang Ksatria Templar.

Bagaimanapun juga, sidang pengadilan para Templar berakhir dengan tumpasnya ordo tersebut. Tetapi, walau-pun sudah dibubarkan “secara resmi”, ia tidak benar-benar musnah. Selama penangkapan tiba-tiba pada tahun 1307, beberapa Templar lolos, dan berhasil menutupi jejak mere-ka. Menurut tesis yang berdasarkan pada berbagai dokumen sejarah, sejumlah besar mereka berlindung di satu-satunya kerajaan di Eropa yang tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik di abad keempat belas, yaitu Skotlandia. Di sana, mereka menyusun kekuatan kembali di bawah perlindung-an Raja Skotlandia, Robert the Bruce. Tak lama kemudian, mereka menemukan penyamaran yang tepat untuk melan-jutkan gerakan rahasia mereka: mereka menyusup ke dalam gilda (serikat sekerja) terpenting di Kepulauan Inggris abad pertengahan — loge (pemondokan) para tukang batu, dan segera, mereka menguasai loge-loge ini sepenuhnya.7

Loge para tukang batu berganti nama pada awal era modern, dengan “Loge masonik”. Ritus Skot merupakan cabang Masonry tertua, dan berasal mula di awal abad keempat belas, dari para Templar yang berlindung di Skotlandia. Dan, nama-nama yang diberikan kepada tingkat tertinggi dalam Ritus Skot adalah gelar-gelar yang diberikan kepada para ksatria dalam ordo Templar berabad-abad sebelumnya.

Pendeknya, para Templar tidak tertumpas, sebaliknya filsafat serta berbagai kepercayaan dan upacara mereka te-tap berlangsung di balik samaran Freemasonry. Tesis ini di-dukung oleh banyak bukti sejarah, dan diterima saat ini oleh banyak ahli sejarah Barat, baik mereka anggota Freemasonry ataupun tidak. Dalam buku kami, Ordo Masonik Baru, bukti ini dikaji secara terperinci.

Tesis yang mengusut akar Masonry ke Ordo Templar seringkali dirujuk di dalam majalah-majalah yang diterbitkan oleh para Mason untuk kalangannya sendiri. Para Mason sangat menerima pendapat ini. Salah satu majalah ini bernama Mimar Sinan (terbitan Free-mason Turki), yang menggambarkan hubungan antara Ordo Templar dengan Freemasonry dalam kata-kata berikut ini:

Di tahun 1312, ketika Raja Prancis, di bawah tekanan Ge-reja, membubarkan Ordo Templar dan memberikan hak-hak mereka kepada para Ksatria St. John di Yerusalem, aktivitas para Templar tidak berhenti. Sebagian besar Templar berlindung di berbagai loge Freemason yang beroperasi di Eropa pada saat itu. Pemimpin para Tem-plar, Mabeignac, bersama beberapa anggota lainnya, men-dapatkan perlindungan di Skotlandia dengan menyamar sebagai seorang tukang batu bernama Mac Benach. Raja Skot, Robert the Bruce, menyambut mereka dan mengizin-kan mereka mengembangkan pengaruh besar terhadap loge-loge Mason di Skotlandia. Sebagai hasilnya, loge-loge Skot meraih peran penting dari sisi keahlian dan ide-ide mereka.

Turkish Masonic publication

Majalah Mimar Sinan, publikasi Masonik Turki yang ditujukan untuk anggotanya sendiri.

Freemason masa kini menggunakan nama Mac Benach dengan penuh hormat. Para Mason Skot, yang mewarisi pusaka para Templar, mengembalikannya ke Prancis ber-tahun-tahun kemudian dan mem-bangun dasar bagi ritus yang dike-nal sebagai Ritus Skot di sana.8

Sekali lagi, Mimar Sinan mem-berikan banyak informasi tentang hu-bungan antara Templar dan Freema-sonry. Di dalam sebuah artikel berju-dul “Templar dan Freemason” di-nyatakan bahwa “ritual-ritual upacara pembaiatan Ordo Templar menyerupai Freemasonry masa kini.”9 Menurut artikel yang sama, sebagaimana di dalam Masonry, para anggota Ordo Templar saling memanggil “saudara”.10 Pada bagian akhir artikel tersebut, tercantum:

Ordo Templar dan organisasi Mason saling memengaruhi dengan sangat mencolok. Bahkan ritual-ritual dari berba-gai lembaga begitu mirip sehingga bagaikan disalin dari para Templar. Dalam hal ini, para Mason telah mengiden-tifikasi diri mereka kepada para Templar begitu jauh dan dapat dikatakan bahwa apa yang dipandang sebagai eso-terisme (kerahasiaan) asli Masonik sampai tingkatan yang penting merupakan warisan dari para Templar. Ringkasnya, sebagaimana kami sebutkan pada judul esei ini, kita dapat katakan bahwa titik berangkat dari seni me-gah Freemansory dan garis esoteris—awalnya milik para Templar dan ujung panahnya milik para Freemason.11

Akhirnya, kami katakan, jelas bahwa Freemasonry mengakar hingga ke Ordo Templar, dan bahwa para Mason telah mengadopsi filsafat ordo ini. Para Mason sendiri menerimanya. Tetapi sudah tentu, hal penting bagi pembahasan kita adalah sifat dasar dari filsafat ini. Apa yang membawa mereka ke situ? Mengapa mereka mengalami perubahan seperti itu di Yerusalem? Apa dampak dari filsafat yang diadopsi para Templar ini, melalui perantaraan Masonry, kepada dunia?

Para Templar Dan Kabbalah

Sebuah buku yang ditulis oleh dua orang Mason, Christopher Knight dan Robert Lomas, yang berjudul the Hiram Key mengungkap-kan beberapa fakta penting tentang akar Freemasonry. Menurut para penulis ini, jelas sekali bahwa Masonry adalah kesinambungan dari para Templar. Namun, selain itu para penulis juga mengkaji asal usul para Templar.

Kapel Rosslyn: Sebuah Kuil Templar-Mason

Gereja yang dikenal sebagai "Kapel Rosslyn" di dekat Edinburgh, Skotlandia, diketahui sebagai suatu simbol kepercayaan bidah pagan para Templar. Untuk merekonstruksi bangunan ini, dipekerjakan para Mason dan Rosicrucian, penerus para Templar, dan mereka mendekor seluruh kapel dengan simbol-simbol yang merepresentasikan filsafat pagan mereka.

Dalam terbitan Masonry Turki, majalah Mimar Sinan, asal usul Ma-sonik dan berbagai elemen pagan pada kapel itu diungkapkan sebagai berikut:

Bukti paling meyakinkan tentang kesatuan Templar dan Mason di Skotlandia adalah benteng dan kapel di desa Rosslyn, 10 km di Selatan Edinburg dan 15 km dari pusat Templar kuno di Balantrodoch. Para Templar hidup di daerah ini dan khususnya di benteng ini setelah ta-hun 1312 di bawah perlindungan para Baron St. Clair. ...Kapel tersebut dibangun antara tahun 1446-48 oleh Sir William St. Clair yang meru-pakan salah satu bangsawan utama di Skotlandia dan bahkan di Eropa saat itu. Para Mason dan Rosicrucian melakukan pembangunan. Arsi-tek kepala dari pembangunan ini adalah Imam Besar Templar, Sir William St. Clair yang membawa para arsitek dan tukang batu mason yang hidup berkelana dari setiap bagian Eropa. Rumah-rumah baru dibangun di desa terdekat dari Rosslyn dan sebuah perkampungan dibuka….

Perencanaan dan dekorasi kapel ini sungguh unik. Tidak ada contoh semacam itu di Skotlandia atau bahkan di Eropa. Kapel ini dengan sangat tepat menangkap atmosfer kuil Herod dan setiap bagiannya didekor dengan simbol-simbol Masonik. Di antara simbol itu adalah relief di dinding-dinding dan lengkungan-lengkungan yang meng-gambarkan kepala Hiram dan pembunuhnya, sebuah relief dari suatu upacara pembaiatan, dasar-dasar dari lengkungan, dan kompas-kom-pas. Selain dari fakta bahwa kapel ini dikonstruksi dalam suatu gaya pagan yang nyata, dengan berbagai elemen arsitektur Mesir, Yahudi, Gothik, Norman, Celtik, Skandinavia, Templar, dan Masonik, serta bahwa ia mengandung contoh kerajinan batu yang sangat kaya, salah satu aspek paling menarik darinya adalah bahwa puncak-puncak tiang didekor dengan motif kaktus dan jagung, di samping bermacam-macam bentuk tanaman lainnya….

pagan symbols

Terdapat sangat banyak elemen dekoratif pagan di dalam kapel ini se-hingga seorang pendeta, yang menuliskan kisah tentang pembabtisan yang dilakukan oleh Baron Rosslyn di tahun 1589 mengeluhkan, “karena kapel dipenuhi oleh patung-patung pagan, tidak ada tempat yang sesuai untuk menyelenggarakan Sakramen”. Pada tanggal 31 Agustus 1592, berkat tekanan yang dilakukan terhadap Baron Oliver St. Claire dari Rosslyn, altar kapel yang bergaya pagan dihancurkan. (Tamer Ayan, "Ordo Royal Skot; Lembaga Masonik Tertua yang Diketahui" Mimar Sinan, 1998, No. 110, hlm. 18-19)

Rosslyn Chapel

Kapel Rosslyn saat ini dan contoh simbol pagannya.

Menurut tesis mereka, para Templar mengalami perubahan besar ketika mereka berada di Yerusalem. Di tempat asal agama Kristen ini, mereka justru mengadopsi doktrin-doktrin lain. Pada akarnya terdapat sebuah rahasia yang mereka temukan di dalam kuil Sulaiman di Yerusalem, yang reruntuhannya mereka selidiki. Para penulis menje-laskan bahwa para Templar berdalih dengan peranan mereka yang di-akui sebagai pelindung peziarah Kristen yang mengunjungi Palestina, tetapi tujuan mereka yang sebenarnya sangat berbeda:

Tidak ada bukti bahwa para Templar pendiri ini pernah memberi perlindungan kepada peziarah, tetapi sementara itu kita segera menemukan bahwa terdapat bukti yang meyakinkan bahwa mereka memang melakukan penggalian yang intensif di bawah reruntuhan Kuil Herod….12

The Hiram Key

Kunci Hiram: Fir'aun, Freemason, dan Penemuan Perkamen Rahasia Yesus.

Para penulis Kunci Hiram bukanlah satu-satunya yang menemu-kan bukti tentang ini. Sejarawan Prancis, Gaetan Delaforge membuat pernyataan yang sama:

Tugas sebenarnya dari sembilan ksatria itu adalah melakukan penyelidikan di daerah tersebut untuk mendapatkan berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi intisari dari tradisi-tradisi rahasia Yahudi dan Mesir kuno.13

Pada akhir abad kesembilan belas, Charles Wilson dari Royal Engi-neers mulai melakukan riset arkeologis di Yerusalem. Dia sampai kepada pendapat bahwa para Tem-plar telah mendatangi Yerusalem untuk mempelajari reruntuhan kuil tersebut. Wilson menemukan jejak-jejak penggalian dan ekskavasi di ba-wah pondasi kuil tersebut, dan menyimpulkan bahwa hal ini dilaku-kan dengan peralatan milik para Templar. Barang-barang ini masih ada di dalam koleksi Robert Brydon, yang memunyai arsip yang sangat luas tentang informasi mengenai para Templar.14

Para penulis The Hiram Key ber-pendapat bahwa penggalian-penggalian para Templar ini bukannya tanpa hasil; karena di Yerusalem ordo tersebut menemukan berbagai peninggalan tertentu yang mengubah cara mereka memandang dunia. Selain itu, banyak peneliti berpendapat serupa. Mestilah ada sesuatu yang menuntun para Templar, walau pada faktanya mereka sebelumnya adalah pengikut Kristen dan datang dari bagian dunia Kris-ten, untuk mengadopsi suatu sistem keimanan dan filsafat yang sepenuhnya berbeda dari agama Kristen, merayakan misa-misa bidah, dan melakukan berbagai upacara sihir.

Menurut pandangan umum dari banyak peneliti, “se-suatu” itu adalah Kabbalah (Qabbala).

Arti kata Kaballah adalah “tradisi lisan”. Berbagai en-siklopedia dan kamus mendefinisikannya sebagai suatu ca-bang mistik agama Yahudi dan hanya dipahami sedikit orang. Menurut definisi ini, Kabbalah mempelajari arti ter-sembunyi dari Taurat dan naskah agama Yahudi. Tetapi, ketika kita mengkaji masalah ini lebih dekat, kita menemukan berbagai faktanya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Fakta-fakta ini membawa kita kepada kesimpulan bahwa Kabbalah adalah suatu sistem yang berakar kepada penyembahan dan pemujaan berhala; bahwa ia ada sebelum Taurat, dan menjadi tersebar luas bersama agama Yahudi setelah Taurat diturunkan.

Fakta yang menarik tentang Kabbalah ini dijelaskan oleh sumber yang sama menariknya. Murat Ozgen, seorang Freemason Turki, menulis sebagai berikut ini di dalam bukunya, Masonluk Nedir ver Nasildir? (Apa dan Seperti Apa Freemasonry Itu?):

Kita tidak mengetahui dengan jelas dari mana Kabbalah datang atau bagaimana ia berkembang. Ia adalah nama umum untuk sebuah filsafat yang unik, berbentuk metafisik, esoterik, dan mistik, yang terutama berhubungan dengan agama Yahudi. Ia diterima sebagai ilmu kebatinan Yahudi, tetapi sebagian elemen yang dikandungnya menunjukkan bahwa ia terbentuk jauh lebih dahulu dari Taurat.15

Ahli sejarah Prancis, Gougenot des Mousseaux, menjelaskan bahwa Kabbalah memang jauh lebih tua daripada agama Yahudi.16

Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, mengatakan bahwa Kabbalah merupakan “suatu racun teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.” 17 Solomon Reinach mendefinisi-kan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan pikiran manusia yang terburuk”.18

Kabbalah

Walaupun berkembang dengan agama Yahudi, Kabbalah tergantung pada sumber-sumber dari luarnya.
Kabbalah muncul dari kepercayaan pagan dari Mesir Kuno dan Mesopotamia.

Kabbalah

Alasan Reinach menyatakan Kabbalah sebagai “salah satu pe-nyimpangan pikiran manusia yang terburuk” adalah karena dok-trinnya sebagian besar berhubungan dengan ilmu sihir. Selama ribuan tahun, Kabbalah telah menjadi salah satu batu pondasi bagi setiap jenis upacara sihir. Para rabbi yang mempelajari Kabbalah dipercaya memi-liki kekuatan gaib yang besar. Juga, banyak non-Yahudi yang telah terpengaruh dengan Kabbalah, dan mencoba memraktikkan ilmu sihir dengan menggunakan doktrin-doktrinnya. Kecenderungan esoterik yang terjadi di Eropa selama akhir Abad Pertengahan, khususnya sebagaimana yang dipraktikkan oleh para ahli alkimia, sangat banyak yang berakar dari Kabbalah.

Hal ini sungguh aneh, jika kita memandang Yahudi sebagai sebuah agama Monoteistik, yang diawali dengan turunnya Taurat kepada Musa a.s. Kenyataannya, di dalam agama ini ada sebentuk sistem yang disebut Kabbalah, yang mengadopsi praktik-praktik dasar sihir yang dilarang oleh agama. Hal ini memperkuat apa yang telah disebutkan sebelumnya, dan menunjukkan bahwa Kabbalah sebenarnya merupa-kan elemen yang menyusup ke dalam agama Yahudi dari luar.

Tetapi, apa sumber dari elemen ini?

Ahli sejarah Yahudi Fabre d'Olivet menyebutkan bahwa Kabbalah berasal dari Mesir Kuno. Menurut penulis ini, Kabbalah mengakar hingga ke Mesir Kuno. Kabbalah merupakan suatu tradisi yang di-pelajari oleh sebagian pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan dite-ruskan sebagai tradisi dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.19

Karena itulah, kita harus menengok ke Mesir Kuno untuk mene-mukan sumber utama dari rantai Kabbalah-Templar- Freemasonry ini.

Ahli-Ahli Sihir Mesir Kuno

Mesir Kuno dengan para fir'aunnya adalah salah satu peradaban tertua di dunia; juga yang paling penindas. Monumen-monumen megah yang masih tersisa dari Mesir Kuno — berbagai piramid, sphinx, dan obelisk — dibangun oleh ratusan ribu budak, yang bekerja hingga hampir mati, di bawah lecutan cambuk dan ancaman kelaparan. Para Fir'aun, penguasa absolut di Mesir, ingin direpresentasikan sebagai dewa dan disembah oleh manusia.

Salah satu sumber pengetahuan tentang Mesir Kuno adalah ber-bagai prasasti mereka. Prasasti-prasasti ini ditemukan di abad kesembi-lan belas dan setelah kerja keras, abjad Mesir dapat diuraikan, memper-jelas begitu banyak informasi tentang negeri ini. Namun, karena ditulis oleh ahli sejarah resmi negara, berbagai prasasti ini penuh dengan cerita-cerita yang bias yang dimaksudkan untuk memuja-muja negara.

Dunia Gelap Kabballah

Kabbalah

Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, menggambarkan Kabbalah sebagai "suatu racun teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi." Solomon Reinach mendefinisikan Kabbalah sebagai "salah satu penyimpangan pikiran manusia yang terburuk". Gambar-gambar karya pengikut Kabbalah modern ini merefleksikan dunia gelap Kabbalah.

Kabbalah

Bagi kita, tentu saja, sumber pengetahuan terbaik tentang masalah ini adalah Quran.

Di dalam Al Quran, di dalam kisah Musa, kita memperoleh informasi penting tentang sistem di Mesir. Ayat-ayat tersebut meng-ungkapkan bahwa terdapat dua titik fokus kekuatan di Mesir: Fir’aun dan dewan pembesarnya. Dewan ini memiliki pengaruh penting terhadap Fir’aun. Fir’aun sering berkonsultasi dengan mereka dan senantiasa mengikuti anjuran mereka. Ayat yang dikutip di bawah menunjukkan pengaruh dewan ini terhadap Fir’aun:

“Dan Musa berkata: "Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak me-ngatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku".

Fir’aun menjawab: "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar".

Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tong-kat itu menjadi ular yang sebenarnya.

Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya.

Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata: "Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai yang bermaksud hendak menge-luarkan kamu dari negerimu". (Fir’aun berkata): "Maka apakah yang kamu anjurkan?"

Pemuka-pemuka itu menjawab: "Beri tangguhlah dia dan sauda-ranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai".
(QS. Al A'raaf, 7: 104-112)

 An Ancient Egyptian hieroglyphic script

Sebuah naskah tulisan Mesir Kuno.

Patut diperhatikan bahwa perkataan tersebut diutarakan oleh suatu dewan yang menasihati Fir’aun, yang menghasutnya melawan Musa, dan merekomendasikan kepadanya metode-metode tertentu. Jika kita amati catatan sejarah Mesir, kita melihat bahwa dua komponen utama dewan ini adalah tentara dan pendeta.

Tidak perlu dijelaskan lagi pentingnya tentara; ia merupakan ke-kuatan militer utama dari rezim Fir'aun. Tetapi, kita mesti mengamati lebih dekat lagi peranan para pendeta. Para pendeta Mesir Kuno meru-pakan golongan yang disebutkan di dalam Al Quran sebagai ahli-ahli sihir. Mereka merepresentasikan sekte yang mendukung rezim. Mereka dipercayai memiliki kekuatan khusus dan menguasai pengetahuan rahasia. Dengan otoritas ini mereka memengaruhi rakyat Mesir, dan mengukuhkan posisi mereka di dalam pemerintahan Fir'aun. Golongan ini, yang diketahui dari catatan sejarah Mesir sebagai “Para Pendeta Amon”, memusatkan perhatian mereka untuk memraktikkan ilmu sihir dan memimpin sekte pagan mereka; selain itu, mereka juga mempelajari beragam ilmu pe-ngetahuan seperti astronomi, mate-matika, dan geo-metri.

Pharaoh's regime

Pendukung terpenting rezim Fir'aun di Mesir Kuno adalah golongan pendeta (tukang sihir). Kepercayaan mereka di kemudian hari membentuk akar dari Kabbalah dan dari situ berpindah ke Masonry.

Golongan pendeta ini ada-lah sebuah ordo tertutup yang me-miliki (begitu yang mereka anggap) pengeta-huan khusus. Ordo semacam ini biasanya dikenal sebagai organisasi esoterik. Di dalam majalah bernama Mason Dergisi (Jurnal Masonik), terbitan yang tersebar di antara pengikut, secara khusus disebutkan tentang pendeta-pendeta Mesir Kuno.

Bersamaan dengan berkembangnya pemikiran pada manusia, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan dan bersama itu, jumlah rahasia pun meningkat di dalam pengetahuan pada sistem esoterik. Dalam perkembangan ini, kegiatan esoterik, yang pertama muncul di Timur, di Cina dan Tibet, dan kemudian menyebar ke India, Mesopotamia, dan Mesir, membentuk basis pengetahuan kependetaan yang telah dipraktikkan selama ribuan tahun dan membentuk basis kekuatan pendeta di Mesir.20

Bagaimana terjadinya hubungan antara filsafat esoterik para pendeta Mesir Kuno dan Freemason saat ini? Mesir Kuno suatu contoh klasik di dalam Al Quran tentang sistem politik tanpa tuhan musnah ribuan tahun yang lalu. Mungkinkah ia memunyai pengaruh sekarang ini?

Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kita harus mencermati berbagai kepercayaan para pendeta Mesir Kuno yang berhubungan dengan asal usul alam semesta dan kehidupan.

Kepercayaan Mesir Kuno Dalam Evolusi Kaum Materialis

Di dalam buku mereka, The Hiram Key, penulis Mason berkebangsaan Inggris, Christopher Knight dan Robert Lomas, berpendapat bahwa Mesir Kuno memiliki posisi penting dipandang dari segi asal usul Masonry. Menurut kedua penulis ini, gagasan terpenting yang telah mencapai Masonry modern dari Mesir Kuno adalah tentang alam semesta yang ada oleh dan dari dirinya sendiri, lalu berkem-bang melalui kebetulan. Mereka menjelaskan gagasan yang menarik ini dengan kata-kata berikut:

Orang Mesir percaya bahwa materi selalu ada; mereka menganggap tidak logis pendapat tentang sebentuk tuhan yang membuat sesuatu dari ketiadaan mutlak. Mereka berpandangan bahwa permulaan dunia adalah ketika keteraturan muncul dari kekacauan, dan semen-jak itu terjadi pertarungan antara kekuatan pengaturan dan kekacauan… keadaan kacau ini dinamai Nun, dan seperti penggambaran orang Sumeria…, yang ada hanya-lah adalah sebuah jurang dalam, berair, gelap tanpa caha-ya matahari yang padanya terdapat suatu kekuatan, daya penciptaan yang memerintahkan keteraturan bermula. Kekuatan laten di dalam zat kekacauan ini tidak menge-tahui keberadaan dirinya; ia adalah suatu kemungkinan, sebuah potensi yang berjalin di dalam acaknya ketidakteraturan.21

Ancient Egypt

"Pandangan-dunia" dari Mesir Kuno tidak terkubur dengan patung-patung ini, tetapi dibawa hingga ke masa kini oleh masyarakat rahasia yang menganggap diri mereka sebagai pewaris Mesir Kuno…

Akan teramati bahwa kepercayaan yang dideskripsi di atas selaras dengan apa yang menjadi pendirian materialis masa kini, yang didukung oleh agenda komunitas ilmiah dengan berbagai istilah seperti “teori evolusi”, “teori chaos”, dan “pengaturan esensial dari materi”. Knight dan Lomas meneruskan pembahasan terdahulu dengan mengutarakan:

Yang menakjubkan, penggambaran tentang penciptaan ini dengan sempurna mendeskripsikan pandangan yang dipegang oleh sains modern, terutama “teori chaos” yang telah menunjukkan berbagai desain ruwet yang berkembang dan berulang secara matematis di dalam peristiwa-peristiwa sama sekali tak terstruktur.22

Knight dan Lomas mengklaim bahwa terdapat kesela-rasan antara kepercayaan Mesir Kuno dengan sains modern, tetapi apa yang mereka maksudkan dengan sains modern, sebagaimana telah kami tekankan, adalah konsep-konsep materialis seperti teori evolusi dan teori chaos. Walau pada kenyataannya teori-teori ini tidak memiliki dasar ilmiah, mereka telah dipaksakan pada bidang sains selama dua abad lalu, dan ditampilkan seakan memiliki kelayakan ilmiah. (Pada bagian berikut kita akan mengkaji siapa yang telah memaksakan teori-teori ini pada dunia ilmiah.)

Sekarang, kita sampai ke poin penting dari tahapan buku ini. Mari kita ringkaskan apa yang telah kita temukan sejauh ini.

1.Kita memulai pembahasan dengan membicarakan Ordo Templar yang dianggap sebagai asal muasal Freemasonry. Kita telah melihat bahwa, walaupun didirikan sebagai sebuah ordo Kristen, Templar dipengaruhi oleh doktrin-doktrin rahasia yang mereka temukan di Yerusalem, lalu meninggalkan sepenuhnya agama Kristen dan menjadi organisasi antiagama yang memraktikkan ritus-ritus bidah.

2. Ketika kita mempertanyakan doktrin apa ini yang memengaruhi Templar, kita temukan bahwa ia pada dasarnya adalah Kabbalah.

3. Ketika kita mengkaji Kabbalah, kita menemukan bukti bahwa, betapapun banyaknya ia mungkin menyerupai mistisisme Yahudi, ia adalah sebuah doktrin pagan yang lebih tua dari agama Yahudi, yang kemudian menyusupinya, dan bahwa akarnya yang sebenarnya ditemukan di Mesir Kuno.

4. Mesir Kuno diperintah oleh sistem pagan Fir'aun, dan di sana kita temukan sebuah gagasan yang membentuk dasar dari filsafat ateistis modern: bahwa alam semesta ada dengan sendirinya, dan berkembang oleh kebetulan.

Semua ini jelas melukis sebuah gambar yang menarik. Apakah dengan kebetulan belaka filsafat para pendeta dari Mesir Kuno masih tumbuh pesat, dan bahwa terdapat jejak rantai (Kabbalah-Templar-Masonry) yang bertanggung jawab meneruskan supremasi filsafat ini ke masa kini?

Mungkinkah para Mason, yang telah membuat jejak mereka di sejarah dunia semenjak abad kedelapan belas, dengan menimbulkan berbagai revolusi, mengemukakan sistem-sistem filsafat dan politis, merupakan pewaris dari para ahli sihir di Mesir Kuno?

Untuk memperjelas jawaban dari pertanyaan itu, pertama kali kita harus mengkaji lebih dekat lagi berbagai peristiwa sejarah yang hingga sekarang hanya kita uraikan dengan singkat.

Footnotes

1 World Book Encyclopedia, "Crusades," Contributor:Donald E. Queller, Ph.D., Prof. of History,Univ. of Illinois, Urbana-Champaign, WorldBook Inc., 1998

2 Geste Francorum, or the Deeds of the Franks andthe Other Pilgrims to Jerusalem, trans. Rosalind Hill, London, 1962, p.91, (emphasis added)

3 August C. Krey, The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Participants, Princeton & London, 1921, p.261, (emphasis added)

4 August C. Krey, The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Participants, Princeton & London, 1921, p.262

5 Michael Baigent, Richard Leigh, The Temple and the Lodge, London, Corgi Books, 1990, pp. 78-81

6 Nesta H. Webster, Secret Societies And Subversive Movements, Boswell Publishing Co., Ltd.,London, 1924, Chapter 3

7 For this thesis about Freemasonry, see. John J.Robinson, Born in Blood: The Lost Secrets ofFreemasonry, New York, M. Evans & Company,1989

8 Ender Arkun, "Masonlarin Dusunce Evrimine Katkisina Kisa Bir Bakis" (A Short Look at the Contribution of Freemasonry to the Evolution of Thought), Mimar Sinan, 1990, No. 77, p.68,(emphasis added)

9 Teoman Biyikoglu, "Tampliyeler ve Hurmasonlar"(Templars and Freemasons), Mimar Sinan, 1997, No.106, p.11, (emphasis added)

10 Teoman Biyikoglu, "Tampliyeler ve Hurmasonlar"(Templars and Freemasons), Mimar Sinan, 1997, No.106, p.9, (emphasis added)

11 Teoman Biyikoglu, "Tampliyeler ve Hurmasonlar"(Templars and Freemasons), Mimar Sinan, 1997, No.106, p.19, (emphasis added)

12 Christopher Knight and Robert Lomas, The Hiram Key, Arrow Books, 1997, p.37

13 G. Delaforge, The Templar Tradition in the Age of Aquarius; Christopher Knight, Robert Lomas,The Hiram Key, p.37, (emphasis added)

14 C. Wilson, The Excavation of Jerusalem,Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key, p.38

15 Murat Ozgen Ayfer, Masonluk Nedir ve Nasildir? (What is Freemasonry and What is it Like?), Istanbul 1992, pp.298-299, (emphasis added)

16 Gougenot des Mousseaux in Le Juif, La Judaïsme et la Judaïsation des Peuples Chrétiens, 2nd edition, 1886, p. 499

17 Nesta H. Webster, Secret Societies And Subversive Movements, Boswell Publishing Co., Ltd.,London, 1924; p.9

18 Theodore Reinach, Histoire des Israélites, p.221, and Salomon Reinach, Orpheus, p.299, (emphasis added)

19 Fabre d'Olivet, La Langue Hébraïque, 1815, p.28, (emphasis added)

20 Mason Dergisi (The Journal of Freemasonry),No. 48-49, p.67, (emphasis added)

21 Christopher Knight, Robert Lomas, TheHiram Key, Arrow Books, London, 1997,p.131, (emphasis added)

22 Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key, Arrow Books, London, 1997, p.131

BAGIKAN
logo
logo
logo
logo
logo
Unduhan
  • Pendahuluan
  • Bab 1. Dari Ordo Templar ke Mesir Kuno
  • Bab 2. Kisah di Balik Kabbalah
  • Bab 3. Mengkaji Ulang Humanisme
  • Bab 4. Mengkaji Ulang Materialisme
  • Bab 5. Mengkaji Ulang Teori Evolusi
  • Bab 6. Perang Masonik Melawan Agama
  • Kesimpulan